Kritik Konsepsi Epikuros: Kebahagiaan Terbesar adalah Kebebasan dari Rasa Sakit dan Ketakutan

Zeno dari Citium
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Pyrrho dari Elis

Seneca: Jika Kau Tidak Percaya Sahabatmu Seperti Mempercayai Dirimu Sendiri, Kau Sedang Membuat Kesalahan Besar

Pyrrho dari Elis, pendiri Skeptisisme, memiliki pendekatan berbeda terhadap kebahagiaan dibandingkan dengan Epikuros. Pyrrho berpendapat bahwa kebahagiaan dicapai melalui ketidakpedulian atau ataraxia terhadap segala hal yang tidak dapat kita ketahui atau kendalikan. Dia mengkritik Epikuros karena terlalu fokus pada kenikmatan dan ketiadaan rasa sakit sebagai jalan menuju kebahagiaan. Menurut Pyrrho, ketenangan batin tercapai ketika seseorang tidak lagi terikat pada pendapat atau keyakinan tertentu, melainkan menerima ketidakpastian dengan tenang.

Kritik dari Neoplatonisme: Plotinus

Seneca: Tak Ada Nikmat dalam Kepemilikan Jika Tak Ada yang Bisa Diajak Berbagi

Plotinus

Plotinus, seorang filsuf Neoplatonis, juga mengkritik pandangan Epikuros dengan menekankan bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa dicapai melalui kenikmatan fisik dan ketiadaan rasa sakit semata. Menurut Plotinus, kebahagiaan sejati adalah hasil dari penyatuan dengan Yang Satu (The One), yaitu prinsip tertinggi dari keberadaan. Plotinus berpendapat bahwa jiwa manusia harus melampaui keinginan fisik dan mencari kebahagiaan melalui kontemplasi dan penyatuan dengan prinsip-prinsip yang lebih tinggi dan spiritual.

Seneca: Perlakukan Sahabat Sebagai Orang yang Setia, Maka Ia Akan Menjadi Setia

Kritik dari Modernitas: Immanuel Kant dan Friedrich Nietzsche

Immanuel Kant

Halaman Selanjutnya
img_title