Kritik Konsepsi Epikuros: Kebahagiaan Terbesar adalah Kebebasan dari Rasa Sakit dan Ketakutan
- Image Creator/Handoko
Pyrrho dari Elis
Pyrrho dari Elis, pendiri Skeptisisme, memiliki pendekatan berbeda terhadap kebahagiaan dibandingkan dengan Epikuros. Pyrrho berpendapat bahwa kebahagiaan dicapai melalui ketidakpedulian atau ataraxia terhadap segala hal yang tidak dapat kita ketahui atau kendalikan. Dia mengkritik Epikuros karena terlalu fokus pada kenikmatan dan ketiadaan rasa sakit sebagai jalan menuju kebahagiaan. Menurut Pyrrho, ketenangan batin tercapai ketika seseorang tidak lagi terikat pada pendapat atau keyakinan tertentu, melainkan menerima ketidakpastian dengan tenang.
Kritik dari Neoplatonisme: Plotinus
Plotinus
Plotinus, seorang filsuf Neoplatonis, juga mengkritik pandangan Epikuros dengan menekankan bahwa kebahagiaan sejati tidak bisa dicapai melalui kenikmatan fisik dan ketiadaan rasa sakit semata. Menurut Plotinus, kebahagiaan sejati adalah hasil dari penyatuan dengan Yang Satu (The One), yaitu prinsip tertinggi dari keberadaan. Plotinus berpendapat bahwa jiwa manusia harus melampaui keinginan fisik dan mencari kebahagiaan melalui kontemplasi dan penyatuan dengan prinsip-prinsip yang lebih tinggi dan spiritual.
Kritik dari Modernitas: Immanuel Kant dan Friedrich Nietzsche
Immanuel Kant