Ulasan Buku "Tuhan Ijinkan Aku Menjadi Pelacur" Karya Muhidin M. Dahlan

Buku Tuhan Ijinkan Aku Jadi Pelacur
Sumber :
  • Tangkapan Layar

Kritik dan Pujian

Seneca: Diam Saat Melihat Kejahatan Sama Saja dengan Mendukungnya

Kritik

Sebagian kritikus berpendapat bahwa buku ini terlalu vulgar dan menampilkan sisi gelap kehidupan tanpa memberikan solusi yang jelas. Mereka juga mengkritik penggunaan bahasa yang dianggap kasar dan tidak sesuai dengan norma kesopanan.

Bagaimana Arkeolog Mengetahui Jenis Kelamin Kerangka?

Pujian

Di sisi lain, banyak yang memuji keberanian Muhidin M. Dahlan dalam mengangkat tema-tema sensitif yang jarang dibahas secara terbuka. Buku ini dianggap sebagai refleksi jujur dari realitas sosial yang sering kali diabaikan oleh masyarakat. Gaya penulisan yang kuat dan karakterisasi yang mendalam juga menjadi nilai plus yang diapresiasi oleh banyak pembaca.

Mengapa Mark Twain Disebut Bapak Sastra Amerika? Ini Alasannya!

Relevansi Buku di Era Modern

Meskipun telah lebih dari dua dekade sejak diterbitkan, tema dan pesan dalam "Tuhan Ijinkan Aku Menjadi Pelacur" tetap relevan hingga kini. Masalah ketidakadilan sosial, eksploitasi perempuan, dan konflik antara moralitas dan realitas masih menjadi isu yang hangat dibicarakan. Buku ini bisa menjadi bahan refleksi bagi generasi muda dalam memahami kompleksitas kehidupan dan pentingnya empati terhadap sesama.

Halaman Selanjutnya
img_title