Penggunaan Zat Halusinogen dalam Agama dan Budaya Suku Maya

Merokok Tembakau
Sumber :
  • archaeologymag.com

Selain itu, tembakau digunakan dalam berbagai bentuk ramalan dan praktik penyembuhan di kalangan suku Maya. Kadang-kadang ditelan atau digunakan dalam enema karena khasiat obatnya, diyakini dapat meringankan penyakit fisik dan meningkatkan kesejahteraan spiritual.

Ritual Pengorbanan Perawan Suku Maya sebagai Pengantin Dewa Hujan di Chichen Itza

Suku Maya juga memanfaatkan berbagai tumbuhan dan bahan lain untuk praktik ritual mereka. Biji Morning Glory (Ipomoea spp.) digunakan oleh suku Maya karena sifat halusinogennya. Benih ini mengandung asam lisergat, pendahulu LSD, dan dikonsumsi untuk menyebabkan perubahan kondisi kesadaran dan penglihatan spiritual.

Mereka juga memanfaatkan benih tanaman jimsonweed (Datura spp.), yang mengandung senyawa penggerek yang kuat. Benih-benih ini ditelan atau digunakan dalam salep karena efek halusinogennya selama ritual dan praktik perdukunan. 

Inilah 4 Varietas Unggulan Baru Perkebunan Hasil Riset BRIN dan Mitra yang Meningkatkan Nilai Ekspor

Penggunaan jamur halusinogen dalam budaya Maya menjadi topik perdebatan di kalangan peneliti, dan bukti sejarah mengenai penggunaan spesifiknya masih terbatas. Meskipun ada saran dan teori mengenai keberadaan jamur halusinogen dalam budaya Maya, penting untuk dicatat bahwa bukti nyata tidak begitu lazim dibandingkan dengan zat lain seperti peyote atau tembakau.

Beberapa ahli berhipotesis bahwa spesies jamur tertentu yang mengandung psilocybin, senyawa psikoaktif, mungkin telah digunakan dalam ritual Maya. Jamur psilocybin telah ditemukan di Mesoamerika, wilayah tempat berkembangnya peradaban Maya. Jamur ini diketahui menyebabkan perubahan kondisi kesadaran, penglihatan dan pengalaman spiritual.

Proyeksi Ekonomi Global dan Dampaknya Terhadap Indonesia: Analisis Terkini

Salah satu bukti utama yang mendukung penggunaan jamur halusinogen di kalangan suku Maya berasal dari karya seni Maya, khususnya mural dan tembikar. Penggambaran benda berbentuk jamur, sering dikaitkan dengan dewa atau adegan upacara, telah ditemukan di situs arkeologi. Penggambaran ini menunjukkan potensi makna budaya atau simbolisme yang dikaitkan dengan jamur dalam ikonografi Maya. 

Perlu dicatat bahwa ritual dan upacara jamur lazim dilakukan di budaya asli Mesoamerika lainnya, seperti Zapotec dan Mixtec. Budaya-budaya ini memiliki sejarah panjang dalam menggunakan jamur halusinogen untuk tujuan spiritual dan penyembuhan. Praktik budaya masyarakat sekitar mungkin memberikan konteks untuk memahami potensi peran jamur halusinogen dalam budaya Maya.

Halaman Selanjutnya
img_title