Makna Kutipan Descartes - "Cogitatio Ergo Sum"
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA - Rene Descartes, seorang filsuf terkemuka asal Prancis, telah meninggalkan jejak yang mendalam dalam dunia filsafat dengan pemikiran rasionalnya. Salah satu kutipan Descartes yang paling terkenal adalah "Cogitatio ergo sum," yang dalam bahasa Indonesia berarti "Aku berpikir, maka aku ada." Kutipan ini mencerminkan inti dari pemikiran filosofis Descartes dan memiliki pengaruh besar dalam sejarah filsafat. Artikel ini akan membahas makna kutipan tersebut, implikasi filosofisnya, serta relevansinya dalam konteks modern.
Asal Mula Kutipan
Kutipan "Cogitatio ergo sum" pertama kali diperkenalkan oleh Descartes dalam karya monumentalnya, "Meditations on First Philosophy," yang diterbitkan pada tahun 1641. Dalam karya ini, Descartes berusaha menemukan dasar yang tak tergoyahkan untuk semua pengetahuan. Dia memulai dengan meragukan segala sesuatu yang bisa diragukan, termasuk keberadaan dunia luar dan tubuhnya sendiri. Namun, dalam proses keraguan ini, Descartes menemukan bahwa fakta bahwa ia bisa meragukan atau berpikir adalah bukti bahwa ia ada. Inilah yang mendasari kutipan "Cogitatio ergo sum."
Makna Filosofis
1. Kesadaran Diri sebagai Bukti Eksistensi
Makna utama dari kutipan ini adalah bahwa kesadaran diri merupakan bukti yang paling dasar dan tak terbantahkan dari keberadaan seseorang. Descartes menyatakan bahwa bahkan jika semua hal lain diragukan, fakta bahwa seseorang berpikir adalah bukti bahwa dia ada. Ini menunjukkan bahwa pemikiran dan kesadaran diri adalah inti dari eksistensi manusia.
2. Fondasi Pengetahuan yang Tak Tergoyahkan