Pandangan Descartes yang Menjadi Subjek Kritik dan Perdebatan dalam Beberapa Abad Terakhir

René Descartes:
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Pandangan Rene Descartes, seorang tokoh utama dalam sejarah filsafat, telah menjadi subjek kritik dan perdebatan yang intens dalam beberapa abad terakhir. Meskipun dia dianggap sebagai salah satu pemikir paling berpengaruh dalam sejarah Barat, gagasannya telah menimbulkan berbagai pertanyaan dan penolakan dari kalangan akademisi dan filsuf. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi beberapa aspek dari pandangan Descartes yang telah menimbulkan kontroversi.

Sempat Trending di Indonesia, Inilah Pengertian dan Sejarah Asian Value

Dualisme Substansial

Salah satu konsep utama yang diperkenalkan oleh Descartes adalah dualisme substansial antara badan dan pikiran. Menurutnya, badan adalah substansi fisik yang dapat diamati dan diukur, sedangkan pikiran adalah substansi non-fisik yang tidak terbatas oleh dimensi ruang dan waktu. Konsep ini telah menimbulkan pertanyaan tentang hubungan antara dua substansi yang berbeda secara ontologis ini.

Aliran Filsafat yang Biasa Dipelajari dengan Perspektif Unik terhadap Berbagai Aspek Kehidupan

Kritik terhadap Dualisme

Pandangan dualisme Descartes telah menjadi subjek kritik yang intens dari berbagai sudut pandang. Salah satu kritik utama adalah bahwa konsep dualisme tidak memberikan penjelasan yang memadai tentang bagaimana badan dan pikiran berinteraksi satu sama lain. Selain itu, beberapa filsuf berpendapat bahwa memisahkan badan dan pikiran secara tajam mengabaikan kompleksitas hubungan antara aspek fisik dan mental manusia.

Makna Kutipan Descartes - "Dubitare Enim Ad Cogitare et Intelligere Incipere"

Argumen Ontologis tentang Keberadaan Tuhan

Descartes juga dikenal karena argumennya tentang keberadaan Tuhan, yang disajikan dalam "Meditasi Metafisika". Argumen ini telah menjadi subjek perdebatan yang intens dalam kajian teologi dan filsafat. Beberapa kritikus berpendapat bahwa argumen Descartes terlalu bersandar pada asumsi-asumsi yang tidak dapat dibuktikan secara empiris, sementara yang lain mengkritik logika deduktif yang digunakan dalam argumennya.

Halaman Selanjutnya
img_title