Para Arkeolog Merekonstruksi Wajah Mumi ‘Juanita’, Ice Maiden dari Peru

Mumi 'Juanita'
Sumber :
  • Facebook/archaeologyworldwide

Malang, WISATA – Mumi ikonik Peru yang dikenal dengan nama ‘Juanita’ telah diperlihatkan penampakannya melalui sebuah rekonstruksi wajah

Petroglif Geometris di Peru Merupakan Representasi Lagu-lagu Kuno Ritual Perdukunan

Mumi ‘Juanita’ ini merupakan seorang gadis remaja dari suku Inca yang dikorbankan lebih dari setengah millennium yang lalu di puncak Andes

Sebuah patung yang sangat mirip, menunjukkan potensi wajah semasa hidup mumi paling terkenal di Peru yaitu seorang gadis remaja Inca yang dikorbankan dalam sebuah ritual lebih dari 500 tahun yang lalu di puncak Andes, telah diresmikan. 

Prajurit dengan Wajah Terluka oleh Kapak Dipulihkan Kembali Lebih Dari 600 Tahun Kemudian

Dilansir dari archaeologyworldwide.com, mumi yang direkonstruksi, dikenal sebagai ‘Juanita’ atau ‘The Ice Maiden’, merupakan hasil upaya kolaborasi antara tim ilmuwan Polandia dan Peru, bekerja sama dengan Oscar Nilsson, seorang pematung Swedia yang terkenal karena keahliannya dalam rekonstruksi wajah. 

Patung dengan Hasil Rekonstruksi Wajah

Photo :
  • Facebook/archaeologyworldwide
Misteri Sebuah Keluarga Dari Abad Ke-18 yang Ditemukan Di Dalam Peti di Hongaria

Johan Reinhard, antropolog AS yang menemukan mumi tersebut mengatakan, dia tidak dapat membayangkan rekonstruksi mumi tersebut secara tepat. 

Butuh lebih dari 400 jam bagi Nilsson untuk merekonstruksi ‘Juanita’, berdasarkan penelitian yang diberikan oleh tim Polandia. 

Reinhard dan rekan pendakiannya dari Peru, Miguel Zárate, menemukan mumi tersebut pada tahun 1995 di ketinggian lebih dari 6.000 meter (19.685 kaki) di gunung berapi Ampato yang tertutup salju. 

Juanita, sang mumi, hampir seluruhnya diawetkan dalam keadaan beku, menyisakan organ dalam, rambut, darah, kulit, bahkan isi perutnya. 

Selain mumi, mereka menemukan banyak barang yang ditinggalkan sebagai persembahan kepada dewa Inca.

Ini termasuk tulang llama, patung kecil dan pecahan tembikar, tersebar di lereng gunung tempat mayat itu terjatuh. 

Penelitian antropologi menyebutkan tanggal pengorbanan Juanita antara tahun 1440 dan 1450 M ketika dia berusia antara 13 dan 15 tahun. 

Kemungkinan penyebab kematiannya diidentifikasi sebagai pukulan parah pada lobus oksipital kanan, seperti yang ditentukan oleh para peneliti di Universitas Johns Hopkins yang melakukan CT scan.

Dia dianggap sebagai salah satu mumi yang paling terpelihara di Andes dan jenazahnya saat ini dapat dilihat di Museum of Andean Sanctuaries di Arequipa, Peru