Mengenal Tokoh dalam Masyarakat Cupisnique: Dukun, Tetua, dan Hirarki Kebijaksanaan
- IG/tesorosdewiracocha
Jakarta, WISATA – Kebudayaan Cupisnique (1500–500 SM) yang berkembang di pesisir utara Peru merupakan salah satu peradaban awal di Amerika Selatan yang dikenal dengan seni keramik gelap dan kepercayaan spiritual yang kompleks.
Dalam masyarakat Cupisnique, tokoh-tokoh seperti dukun (shaman), tetua, dan pemimpin ritual memegang peran sentral. Status mereka didasarkan pada usia, kebijaksanaan, dan kedekatan dengan dunia spiritual, mencerminkan pandangan dunia yang menghormati pengetahuan kuno dan hierarki berdasarkan pengalaman hidup.
Dukun berperan menjadi perantara antara manusia dan dewa/dewa leluhur, bertugas memimpin ritual pemujaan, penyembuhan, dan ramalan. Mereka menggunakan halusinogen seperti San Pedro cactus (Echinopsis pachanoi) untuk mencapai transendensi spiritual. Ciri khas dukun digambarkan dalam seni Cupisnique dengan atribut hewan mitos (jaguar, ular, burung) sebagai simbol kekuatan gaib. Memakai perhiasan dari emas, kerang, dan batu semi mulia sebagai tanda status.
Sedangkan Tetua (Elders) dan Pemimpin Suku berperan menjaga tradisi lisan, hukum adat, dan sejarah suku serta memutuskan sengketa dan mengatur distribusi sumber daya. Mereka dipercaya memiliki hikmah tertinggi karena pengalaman hidup panjang. Setelah meninggal dimakamkan dengan bejana keramik dan persembahan mewah, menunjukkan penghormatan masyarakat.
Ahli Keramik dan Seniman Suci berperan dalam hal menciptakan bejana upacara bergambar dewa atau simbol kosmologi. Dianggap memiliki pengetahuan spiritual karena karya mereka digunakan dalam ritual.
Ketika para tetua dan dukun Cupisnique berkuasa, masyarakat pesisir utara Peru mengalami periode stabilitas spiritual, hierarki sosial yang ketat, dan perkembangan budaya yang kaya. Masyarakat percaya bahwa ketidakpatuhan akan menyebabkan bencana alam atau penyakit.
Masyarakat Cupisnique percaya bahwa semakin tua seseorang, semakin dekat mereka dengan leluhur dan dunia gaib. Menurut mereka hanya tetua dan dukun yang boleh mengajarkan mitos penciptaan atau ritual rahasia.