Maha Karya Immanuel Kant: "Critique of Pure Reason" dan "Critique of Practical Reason"

Immanuel Kant
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Immanuel Kant, seorang filsuf Jerman abad ke-18, dikenal karena kontribusinya yang besar terhadap pemikiran filsafat, terutama dalam bidang epistemologi, metafisika, dan etika. Dua karya utamanya yang menjadi tonggak dalam sejarah filsafat adalah "Critique of Pure Reason" (Kritik der reinen Vernunft) dan "Critique of Practical Reason" (Kritik der praktischen Vernunft). Dalam artikel ini, kita akan mempelajari makna, isi, serta pengaruh kedua karya besar ini dalam dunia filsafat.

Dari Socrates ke Aristoteles: Rantai Pemikiran yang Membentuk Peradaban Barat

"Critique of Pure Reason"

Karya ini, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1781, menggali masalah-masalah mendasar tentang sifat pengetahuan manusia. Kant berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pengetahuan itu mungkin, apa batas-batasnya, dan bagaimana kita memperoleh pengetahuan tentang dunia luar. Dalam karyanya, Kant memperkenalkan konsep "a priori" dan "a posteriori" serta membedakan antara fenomena (hal-hal sebagaimana mereka tampak bagi pengamatan kita) dan noumena (hal-hal sebagaimana mereka sebenarnya).

Saat Socrates Menantang Athena: Apa yang Kita Pelajari dari Eksekusi Sang Filsuf?

"Critique of Practical Reason"

Diterbitkan pada tahun 1788, karya ini membahas etika dan moralitas. Kant mengeksplorasi ide-ide tentang kebebasan, kewajiban moral, dan konsep "imperatif kategoris" yang menyatakan bahwa individu harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan secara universal. Kant berpendapat bahwa moralitas tidak bergantung pada konsekuensi dari tindakan kita, tetapi pada niat atau motivasi yang mendasarinya.

Ibnu Rusyd dan Aristoteles: Pertemuan Pemikiran Yunani dan Islam dalam Filsafat

Pengaruh Kedua Karya

Kedua karya ini memiliki dampak yang besar dalam sejarah filsafat. "Critique of Pure Reason" membuka jalan bagi aliran filsafat yang dikenal sebagai "kritisisisme transcendental," yang mencoba untuk menentukan batas-batas pengetahuan manusia dengan cara yang ketat rasional. Sementara itu, "Critique of Practical Reason" memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman etika dan moralitas, memperkenalkan konsep-konsep seperti kewajiban moral yang universal.

Halaman Selanjutnya
img_title