Alasan Mengapa Socrates Bisa Menghadapi Hukuman Mati dengan Tenang dan Tanpa Penyesalan

Kematian Socrates
Sumber :
  • Wikipedia

Malang, WISATA - Kematian Socrates adalah salah satu momen paling dramatis dan ikonik dalam sejarah filsafat. Meskipun dihadapkan pada hukuman mati yang tragis, Socrates menerima takdirnya dengan tenang dan tanpa penyesalan. Apa yang membuatnya bisa menghadapi kematian dengan begitu mantap dan terang benderang? Mari kita telaah lebih dalam.

Review Buku Laut Bercerita: Menyelami Luka Sejarah dan Kekuatan Cinta di Masa Kelam

Pemikiran Filosofis Socrates

Salah satu kunci pemahaman atas ketenangan Socrates di hadapan kematian adalah melalui pengamatan atas pemikiran filosofisnya. Socrates adalah seorang pemikir yang teguh pada prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan. Baginya, hidup adalah suatu pencarian untuk menggali pengetahuan dan memahami hakikat kehidupan. Dia tidak takut pada kematian karena dia yakin bahwa kematiannya tidak akan mengakhiri eksistensinya yang sejati.

Kritik Friedrich Nietzsche terhadap Konsep Kebajikan dalam "Nikomakhos Etika" Aristoteles

Socrates percaya bahwa jiwa adalah entitas abadi yang terpisah dari tubuh fana. Baginya, tujuan hidup adalah mempersiapkan jiwa untuk kehidupan setelah kematian. Dengan demikian, ketika waktunya tiba untuk menghadapi kematian, Socrates yakin bahwa jiwa akan melanjutkan perjalanannya menuju kebenaran mutlak, tanpa belenggu dunia fisik.

Kehidupan dalam Kebenaran dan Kebajikan

Konsepsi Hubungan Individu dan Masyarakat Aristoteles dalam "Nikomakhos Etika"

Selama hidupnya, Socrates hidup sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran dan kebajikan yang dia anut. Dia tidak pernah mengkhianati prinsip-prinsipnya demi keuntungan pribadi atau untuk menghindari hukuman. Sebaliknya, dia hidup dengan integritas yang tinggi, bahkan ketika dihadapkan pada tekanan atau ancaman.

Ketika diadili atas tuduhan menghina agama-agama tradisional dan merusak moralitas kaum muda, Socrates tetap teguh pada keyakinannya bahwa dia tidak bersalah. Dia menolak untuk mengubah pandangannya atau memohon belas kasihan kepada pengadilan. Keputusannya untuk tetap setia pada kebenaran dan kebajikan, meskipun berakibat fatal, mencerminkan keteguhan dan keberanian yang luar biasa.

Halaman Selanjutnya
img_title