Poin-poin Inilah yang menjadi Kritik Plato terhadap Sofisme

Perdebatan Plato dan Kaum Sofis (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/istimewa

Malang, WISATA - Sofisme, aliran pemikiran dalam filsafat Yunani kuno yang mengutamakan retorika dan relatifnya kebenaran, menjadi objek kritik yang serius bagi Plato, salah satu filsuf paling terkemuka dalam sejarah pemikiran Barat. Dalam karyanya, terutama dalam dialog-dialognya seperti "Theaetetus" dan "Sophist", Plato menguraikan sejumlah kritik yang tajam terhadap sofisme. Berikut adalah beberapa poin utama dari kritik Plato terhadap sofisme:

Warisan Socrates: Bagaimana Pemikirannya Menginspirasi Plato dan Aristoteles?

1. Relativisme Moral

Salah satu kritik utama Plato terhadap sofisme adalah pandangan mereka yang relatif terhadap moralitas. Sofis sering mengajukan bahwa kebenaran dan keadilan bersifat relatif, bergantung pada pandangan individu atau masyarakat pada waktu dan tempat tertentu. Plato menolak pandangan ini dengan menegaskan bahwa ada kebenaran yang objektif dan prinsip-prinsip moral yang tetap, yang tidak dapat dikompromikan oleh opini subjektif.

Dari Socrates ke Aristoteles: Rantai Pemikiran yang Membentuk Peradaban Barat

2. Manipulasi Bahasa

Plato juga mengkritik sofis karena kecenderungan mereka dalam memanipulasi bahasa untuk mencapai tujuan mereka, terutama dalam konteks debat dan argumen. Mereka sering menggunakan retorika yang cemerlang untuk mengelabui lawan-lawan mereka dan memenangkan argumen tanpa memperhatikan kebenaran yang sebenarnya. Menurut Plato, pendekatan ini tidak bermoral dan menghasilkan pengetahuan yang dangkal.

Pengaruh Aristoteles dalam Kebangkitan Intelektual Islam: Dari Teologi ke Sains

3. Ketidakjelasan Konsep

Dalam karyanya, Plato sering menunjukkan bahwa sofis sering menggunakan konsep-konsep yang tidak jelas atau ambigu dalam argumen mereka. Mereka mungkin menggunakan definisi yang samar atau mengubah arti kata-kata sesuai kepentingan mereka. Plato menilai pendekatan semacam ini sebagai tidak jujur dan tidak ilmiah, karena tidak memberikan dasar yang kokoh untuk pengetahuan yang sejati.

Halaman Selanjutnya
img_title