Sikap Plato terhadap Penguasa Athena Pasca Hukuman Mati terhadap Gurunya Socrates
- Internetpoem
Malang, WISATA - Keputusan hukuman mati terhadap Socrates, salah satu tokoh utama dalam sejarah filsafat, oleh penguasa Athena pada masa itu telah menimbulkan kontroversi yang mendalam. Socrates dihukum mati karena dianggap merusak moral dan mempengaruhi pemuda dengan ajarannya yang dianggap subversif oleh penguasa saat itu. Namun, sikap Plato, murid terkenal Socrates, terhadap penguasa Athena pasca hukuman mati terhadap gurunya ini cukup menarik untuk dikaji. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi sikap Plato terhadap penguasa Athena setelah hukuman mati terhadap Socrates.
Pergulatan Batin Plato
Plato, yang sangat dipengaruhi oleh ajaran dan filosofi Socrates, tentu saja sangat terpukul oleh hukuman mati terhadap gurunya. Meskipun tidak ada catatan langsung dari Plato tentang reaksi atau sikapnya secara spesifik terhadap penguasa Athena pada saat itu, banyak ahli dan sejarawan meyakini bahwa kejadian tersebut telah mempengaruhi pemikiran dan pandangan politik Plato.
Kritik terhadap Penguasa Athena
Dalam karyanya yang terkenal, "Republik", Plato mengkritik penguasa Athena pada masa itu, serta sistem pemerintahan demokratis yang dianggapnya tidak stabil dan rentan terhadap keputusan impulsif. Plato memandang bahwa keputusan hukuman mati terhadap Socrates adalah salah satu contoh ketidakstabilan sistem demokratis tersebut, di mana otoritas yang tidak bijaksana dapat memutuskan nasib seseorang tanpa pertimbangan yang cukup.
Penolakan terhadap Politik Aktif
Plato sendiri menolak untuk terlibat secara langsung dalam politik praktis setelah kematian Socrates. Meskipun ada kesempatan baginya untuk berkarier di pemerintahan Athena, Plato memilih untuk fokus pada penyelidikan intelektual dan pengembangan filsafatnya. Keputusan ini mungkin mencerminkan sikap skeptis Plato terhadap politik praktis dan pemerintahan saat itu.