Pandangan Plato tentang Sifat Manusia serta Bagaimana Mencapai Kebahagiaan

Plato dalam Lukisan
Sumber :
  • zenit

Malang, WISATA - Plato, seorang filsuf Yunani kuno yang terkenal, telah meninggalkan warisan intelektual yang mendalam tentang sifat manusia dan bagaimana mencapai kebahagiaan. Pemikirannya, yang terwujud dalam karya-karya monumentalnya seperti "Republik" dan "Faidros", memberikan wawasan yang berharga tentang hakikat manusia dan upaya untuk mencapai kehidupan yang bahagia. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi pandangan Plato tentang sifat manusia serta konsep kebahagiaan menurutnya.

Kebajikan Tidak Diajarkan; Kebajikan Adalah Praktik

Plato memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki jiwa yang kompleks, terdiri dari tiga bagian utama: rasional, irasional, dan hasrat. Bagi Plato, jiwa yang baik adalah jiwa yang memiliki kekuatan rasional yang dominan, yang mampu mengendalikan keinginan-keinginan irasional dan hasrat. Jiwa yang baik mencapai keseimbangan dan harmoni antara ketiga bagian ini, sehingga mencapai keadilan dan kebahagiaan.

1.    Bagian Rasional: Bagian ini merupakan inti dari keberadaan manusia, yang memungkinkan kita untuk berpikir, merenung, dan mengambil keputusan yang bijaksana. Rasionalitas merupakan aspek yang paling mulia dari jiwa manusia, menurut Plato.

Mengenal Lebih Dekat Hubungan Pemikiran Al-Farabi dengan Etika Aristoteles

2.    Bagian Irasional: Bagian ini mencakup emosi dan keinginan yang tidak terkendali. Plato percaya bahwa bagian irasional jiwa dapat menjadi hambatan dalam mencapai kebahagiaan jika tidak diperintah oleh bagian rasional.

3.    Bagian Hasrat: Bagian ini mencakup keinginan-keinginan fisik dan naluri manusia. Plato menganggap bahwa keinginan-keinginan ini harus dikendalikan oleh bagian rasional agar tidak mengganggu kedamaian dan keseimbangan jiwa.

Dari Aristoteles ke Ibnu Sina: Mengapa Filsafat Masih Penting di Zaman Modern?

Plato percaya bahwa kebahagiaan adalah tujuan tertinggi manusia dan dapat dicapai melalui kehidupan yang bijaksana dan bermoral. Bagi Plato, kebahagiaan bukanlah sekadar kesenangan jangka pendek atau pemenuhan keinginan duniawi, tetapi merupakan keadaan jiwa yang seimbang dan harmonis.

1.    Kebahagiaan sebagai Keselarasan Jiwa: Menurut Plato, kebahagiaan hanya dapat dicapai jika ada keseimbangan dan harmoni di antara ketiga bagian jiwa manusia. Ketika bagian rasional mengendalikan bagian irasional dan hasrat, jiwa mencapai keadaan yang sejahtera dan bahagia.

2.    Kebahagiaan sebagai Kebijaksanaan: Plato percaya bahwa kebahagiaan juga terkait erat dengan kebijaksanaan. Hanya dengan menggunakan akal budi dan pengetahuan yang benar, manusia dapat mencapai kebahagiaan yang sejati.

3.    Kebahagiaan dalam Kehidupan Bertuhan: Plato meyakini bahwa mencari kebenaran dan memahami ide-ide yang murni dapat membawa manusia menuju kebahagiaan yang abadi. Bagi Plato, kehidupan spiritual dan intelektual memiliki peran penting dalam mencapai kebahagiaan sejati.

Pandangan Plato tentang sifat manusia dan konsep kebahagiaan menawarkan wawasan yang mendalam tentang hakikat keberadaan manusia. Menurutnya, kebahagiaan bukanlah sekadar kesenangan jangka pendek, tetapi merupakan keadaan jiwa yang seimbang dan harmonis, yang dicapai melalui pengendalian diri, kebijaksanaan, dan pencarian kebenaran. Dalam menjalani kehidupan, Plato mendorong manusia untuk mengembangkan bagian rasional jiwa dan mengejar kebijaksanaan serta kebenaran, sebagai langkah-langkah menuju kebahagiaan yang sejati.