Cinta dalam Pandangan Penyair dan Filsuf Maulana Jalaludin Rumi

Jalaludin Rumi
Sumber :
  • Historian

Malang WISATA - Penyair dan filsuf Jalaluddin Rumi, dengan karya-karyanya yang mendalam dan puitis, telah menyoroti tema cinta dengan cara yang memikat dan inspiratif. Melalui puisi-puisinya, Rumi membawa pembaca ke dalam perjalanan spiritual yang menggugah, menyoroti keindahan cinta dalam berbagai bentuknya. Pandangan Rumi tentang cinta bukan hanya tentang hubungan romantis antara manusia, tetapi juga tentang hubungan manusia dengan Yang Maha Kuasa dan alam semesta.

Aristoteles dan Al-Ghazali: Pemikiran yang Bertemu di Persimpangan Filsafat dan Spiritualitas

Maulana Jalaluddin Rumi, atau lebih dikenal sebagai Rumi, hidup di zaman yang penuh dengan konflik dan ketegangan. Namun, dalam karya-karyanya, ia mengarahkan perhatiannya pada sesuatu yang lebih kuat dari perang dan pertentangan - yaitu cinta. Bagi Rumi, cinta adalah kekuatan yang mempersatukan semua yang ada di alam semesta.

Dalam salah satu puisinya, Rumi menulis:

Etika Kebajikan Menurut Aristoteles dan Ibnu Sina: Panduan untuk Hidup Bahagia dan Bermakna

"Cinta tidak melihat dengan mata, tetapi dengan jiwa, sehingga bersatu dengan satu sama lain. Karena cinta adalah cahaya dalam jiwa."

Pandangan Rumi tentang cinta menekankan bahwa cinta sejati tidak terbatas pada penampilan fisik atau kepentingan materi. Sebaliknya, cinta sejati lahir dari kedalaman jiwa dan hubungan spiritual antara individu.

Perang Troya: Cinta, Pengkhianatan, dan Tragedi yang Mengubah Sejarah!

Bagi Rumi, cinta adalah jalan menuju Tuhan. Dalam karya-karyanya, ia menggambarkan cinta sebagai cara untuk mencapai kesatuan dengan Sang Pencipta. Rumi percaya bahwa dengan mencintai sesama manusia, seseorang juga sedang mencintai Tuhan.

Dalam sebuah puisinya, Rumi menuliskan:

Halaman Selanjutnya
img_title