Apakah Makan sebelum Tidur Itu Buruk? Inilah 3 Risiko Makan sebelum Tidur (2)

Mie Seringkali Dimakan Malam Hari Kala Perut Lapar
Sumber :
  • pixabay

Malang, WISATA – Setelah Anda mengetahui manfaat makan sebelum tidur, tentu ada sisi sebaliknya mengenai efek atau risiko yang terjadi bila makan sebelum tidur.

Waspada! Ancaman Nyata Bencana Terkait Cuaca Ekstrem di Indonesia

Pakar kesehatan menyarankan untuk tidak makan makanan lengkap atau berat menjelang waktu tidur. Mengonsumsi makanan dalam porsi besar menjelang waktu tidur dapat memengaruhi pencernaan dan kualitas tidur. Seiring berjalannya waktu, mengonsumsi sebagian besar asupan makanan sehari-hari seseorang di sore hari juga dapat memicu terjadinya obesitas.

Dilansir dari sleepfoundation.org, inilah risiko makan sebelum tidur:

9 Ciri Seseorang Hebat Menganalisis Masalah dan Pintar Bikin Keputusan, Andakah Itu?

1. Refluks Gastroesofageal, Refluks Asam dan Mulas

Makan terlalu dekat dengan waktu tidur berhubungan dengan gastroesophageal reflux (GER), disebut juga acid reflux atau gangguan pencernaan asam. GER terjadi ketika isi lambung kembali naik ke kerongkongan. Kerongkongan adalah saluran yang bertanggung jawab untuk mengantarkan makanan dari mulut ke lambung. 

Riview Buku "Zero to One: Notes on Startups, or How to Build the Future" oleh Peter Thiel

Kumpulan otot yang disebut sfingter esofagus bagian bawah (LES) memisahkan lambung dari kerongkongan. Jika LES tidak menutup dengan benar, esofagus bisa teriritasi karena isi lambung yang kembali. Ketika seseorang langsung berbaring setelah makan, isi lambung dapat menekan LES dan menyebabkan naiknya asam lambung. 

GER dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri, seperti mulas. Sakit maag adalah rasa nyeri seperti terbakar di dada yang biasanya muncul dari perut. Gejala umum GER lainnya adalah mual, sensasi makanan tersangkut di dada, dan rasa asam lambung di mulut. 

Halaman Selanjutnya
img_title