Mengapa Ryan Holiday Dianggap Sebagai Marcus Aurelius Zaman Modern? Jawabannya Tak Sekadar Soal Filsafat

Ryan Holiday
Sumber :
  • Cuplikan Layar

Holiday tinggal di sebuah peternakan terpencil di Texas, menulis setiap pagi dalam keheningan, merawat keledai, menanam sendiri makanannya, dan membatasi konsumsi media sosial. Ini bukan gimmick. Ini adalah manifestasi nyata dari prinsip Stoik: kendalikan yang bisa dikendalikan, lepaskan yang tidak.

Bukan Hal-Hal yang Mengganggu Kita, Tapi Pendapat Kita tentang Hal-Hal Itulah yang Membuat Kita Menderita

Seperti Marcus, Holiday percaya bahwa kekuatan terbesar manusia bukan terletak pada pencapaian lahiriah, tapi pada keteguhan batin. Ia mengajak kita untuk fokus pada karakter, bukan citra.

Keduanya Menulis untuk Diri, Tapi Menginspirasi Dunia

Jika Kamu Merasa Tersiksa oleh Hal Eksternal, Penderitaan Itu Berasal dari Persepsimu, Bukan dari Hal Tersebut

Meditations tidak pernah ditulis untuk dibaca publik. Begitu juga jurnal harian Holiday. Namun, karena kejujurannya yang mendalam dan kesederhanaannya yang mengena, tulisan-tulisan mereka justru menjadi panduan hidup jutaan orang di seluruh dunia.

Holiday sendiri menekankan pentingnya journaling bukan sebagai rutinitas produktivitas, tapi sebagai cara menjernihkan pikiran, mengurai ego, dan menguatkan niat hidup yang sejati.

Seneca: Berkah Terbesar Manusia Ada Dalam Diri dan Dapat Dicapai

Pengaruh Global, Tapi Tetap Membumi

Seperti Marcus yang tetap filosofis di tengah kekuasaan, Holiday tetap sederhana di tengah popularitas. Buku-bukunya menjadi bacaan wajib para CEO, atlet elit, politisi, hingga militer AS. Namun ia tidak pernah berpose sebagai “guru kehidupan”.

Halaman Selanjutnya
img_title