Jamur yang Menyebabkan 'Kutukan Raja Tut' Menunjukkan Hasil yang Menjanjikan dalam Mengobati Kanker

Raja Tutankhamun
Sumber :
  • pixabay

"Kami menemukan empat asperigimisin baru dengan struktur cincin saling terkait yang tidak biasa," kata penulis utama Qiuyue Nie, seorang peneliti dalam rekayasa kimia dan biomolekuler di University of Pennsylvania, dalam pernyataan tersebut. "Dua di antaranya memiliki sifat anti-leukemia yang kuat bahkan tanpa modifikasi."

7 Manfaat Luar Biasa Kopi bagi Kesehatan: Dari Meningkatkan Fokus hingga Mencegah Penyakit

Untuk meningkatkan efektivitas obat, para peneliti menempelkan molekul lipid yang mirip dengan yang ditemukan dalam royal jelly, zat kaya nutrisi yang menjadi sumber makanan bagi ratu lebah. Hal ini memungkinkan obat memasuki sel kanker dengan lebih efisien, karena lipid membantu obat melewati membran sel, yang sebagian besar terbuat dari lemak itu sendiri.

Analisis lebih lanjut mengungkapkan bagaimana gen yang disebut SLC46A3 bertindak sebagai semacam gerbang molekuler, membantu obat keluar dari kompartemen sel dan menargetkan sel leukemia secara langsung. Penemuan ini dapat membantu dalam pemberian obat lain yang menjanjikan tetapi sulit diberikan di masa mendatang.

Manfaat Madu dan Herbal Lainnya untuk Penderita Limfoma

Tidak seperti agen kemoterapi spektrum luas yang dapat merusak sel-sel sehat, asperigimycin tampaknya secara khusus mengganggu pembelahan sel leukemia tanpa memengaruhi jaringan sehat. Pengujian awal juga menunjukkan bahwa senyawa tersebut memiliki efek minimal pada sel kanker payudara, hati dan paru-paru. Menurut para peneliti, selektivitas ini penting untuk meminimalkan efek samping yang tidak diinginkan.

Selain asperigimisin, tim tersebut meyakini senyawa penyelamat hidup serupa mungkin tersembunyi dalam spesies jamur lainnya.

Foto Masa Kecil Aktris Tiongkok Zhao Lusi Disalahgunakan Pengemis Jalanan Untuk Meminta Sumbangan

Tim tersebut berencana untuk menguji asperigimisin pada model hewan, dengan tujuan akhir untuk meluncurkan uji klinis pada manusia. Dan dengan memindai genom jamur dan mengeksplorasi lebih banyak galur Aspergillus, mereka berharap dapat menemukan pengobatan baru.

Dunia kuno masih menawarkan kita alat untuk pengobatan modern. Makam-makam itu ditakuti karena kutukannya, tetapi makam-makam itu mungkin menjadi sumber penyembuhan.