Mengenal Machiavelli, Tokoh Kontroversial di Balik "The Prince"
- Image Creator/Handoko
Dalam The Prince dan karya lainnya, Machiavelli sering menggunakan konsep virtù dan fortuna. Virtù tidak berarti kebajikan moral, melainkan kemampuan, ketegasan, dan kecerdasan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan. Sedangkan fortuna melambangkan nasib atau keberuntungan.
Bagi Machiavelli, pemimpin sejati harus mampu menaklukkan fortuna dengan virtù. Ia menggambarkan fortuna sebagai sosok perempuan yang harus ditaklukkan dengan keberanian dan strategi. Dalam konteks ini, kepemimpinan yang kuat tidak bisa bergantung pada keberuntungan saja, tetapi perlu dirancang secara taktis dan penuh perhitungan.
Politik Sebagai Seni Bertahan
Yang membuat pemikiran Machiavelli menonjol dibanding para pemikir politik lainnya adalah pendekatannya yang sangat realistis. Ia melihat dunia politik sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang seharusnya. Bagi Machiavelli, stabilitas negara lebih penting daripada kesetiaan terhadap prinsip-prinsip moral konvensional.
Ia juga menekankan pentingnya citra dalam kekuasaan. Seorang pemimpin, menurutnya, tidak perlu menjadi baik, asalkan terlihat baik di mata publik. Dalam dunia di mana persepsi bisa lebih kuat dari kenyataan, kemampuan membangun citra dan memainkan narasi menjadi senjata penting.