Penelitian tentang Hilangnya Kromosom Y Menemukan Hubungan Langsung dengan Risiko Kanker yang Jauh Lebih Besar
- Instagram/aye.science.official
Sementara itu, para dokter berfokus pada apa yang terjadi ketika Y hilang sama sekali di beberapa sel, sebuah fenomena yang disebut kehilangan Y atau LOY.
LOY (Lost of Y) meningkat tajam setelah usia paruh baya. Survei bank darah Eropa dan Amerika menunjukkan bahwa kurang dari 2 persen pria di bawah usia empat puluh tahun memiliki sel darah Y-negatif, tetapi angka tersebut membengkak melewati 40 persen pada akhir tahun tujuh puluhan.
Perokok mencapai kadar tersebut lebih cepat. Meskipun sering terjadi, LOY sering kali luput dari perhatian karena pemeriksaan darah rutin tidak mencari hilangnya kromosom mosaik.
Hilangnya Y tampaknya menghambat penuaan yang sehat. Studi populasi menghubungkan LOY dengan kematian yang lebih tinggi akibat penyakit kardiovaskular dan demensia seperti Alzheimer.
Dalam penelitian baru yang ditulis bersama oleh Dr. Dan Theodorescu, direktur Pusat Kanker di Universitas Arizona, para peneliti memetakan hilangnya kromosom Y di ribuan sel individu dari kanker manusia dan mencocokkan model tikus
Tingkat LOY dalam aliran darah mencerminkan apa yang dilihat tim di dalam tumor. Pasien yang darahnya menunjukkan persentase sel darah putih Y-negatif yang tinggi cenderung memiliki tumor yang kaya akan LOY dan menghadapi hasil yang lebih buruk.
Korelasi tersebut berlaku pada kanker paru-paru, kandung kemih dan kepala serta leher, yang mengisyaratkan adanya mekanisme umum daripada keanehan khusus penyakit.