7 Nasihat Socrates untuk Menjalani Hidup yang Bermakna dan Berpikir Kritis
- Image Creator/Handoko
Bagi Socrates, hidup bukan sekadar bertahan hidup atau mencapai kenyamanan, tetapi sebuah perjalanan spiritual dan intelektual. Ia mendorong kita untuk terus bertanya: Apakah aku hidup sesuai prinsip yang kupercaya? Apa dampak tindakanku terhadap orang lain?
3. “Aku Tahu Bahwa Aku Tidak Tahu”
Ini adalah ungkapan kerendahan hati intelektual yang menjadi ciri khas Socrates. Ia tidak mengklaim sebagai orang yang tahu segalanya, justru sebaliknya: kesadaran bahwa pengetahuannya terbatas membuatnya terus belajar.
Di era digital saat ini, ketika banyak orang merasa tahu karena membaca satu artikel atau menonton satu video, nasihat Socrates ini adalah pengingat penting. Kebijaksanaan bukan tentang memiliki semua jawaban, tapi tentang terus terbuka terhadap pertanyaan dan keraguan.
4. “Pendidikan Bukan Mengisi Ember, Tetapi Menyalakan Api”
Socrates memandang pendidikan bukan sebagai proses menghafal, tetapi sebagai upaya untuk membangkitkan kesadaran, rasa ingin tahu, dan dorongan untuk berpikir mandiri. Ia percaya bahwa tugas seorang guru adalah menghidupkan api semangat belajar, bukan sekadar menuangkan informasi.
Dalam konteks modern, nasihat ini bisa menjadi refleksi bagi dunia pendidikan yang kadang terlalu fokus pada nilai ujian dan kurikulum, namun lupa membangun karakter dan nalar kritis peserta didik.