5 Kebiasaan Sehari-hari Berdasarkan Ajaran Epictetus

Epictetus
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA - Di tengah dunia yang serba cepat, penuh tekanan sosial, dan banjir informasi, banyak orang merasa kehilangan arah dan makna hidup. Namun, filsafat kuno dari Epictetus—seorang pemikir Stoik yang hidup ribuan tahun lalu—menawarkan kebijaksanaan yang justru semakin relevan di zaman modern ini.

Mengapa Jules Evans Mengatakan ‘Keheningan Batin Adalah Kekuatan Super’?

Ajaran Epictetus tidak rumit, justru sangat praktis. Ia tidak berbicara soal teori yang sulit dipahami, melainkan soal bagaimana kita hidup dengan tenang, bijak, dan berintegritas di tengah kekacauan dunia luar.

Jika kamu sedang mencari cara hidup yang lebih damai dan seimbang, cobalah menerapkan lima kebiasaan sederhana ini yang berasal dari ajaran Epictetus.

 
Hidupmu Rusuh? Ini Cara Mendiamkannya dari Dalam

1. Fokus Hanya pada Hal yang Bisa Kamu Kendalikan

Salah satu prinsip utama dalam Stoikisme adalah membedakan antara hal yang bisa dan tidak bisa kamu kendalikan. Menurut Epictetus:

Bukan Dunia yang Harus Diubah, Tapi Cara Pandang Kita

“Kebahagiaan dan kebebasan dimulai dengan pemahaman yang jelas tentang satu prinsip ini: beberapa hal berada dalam kendali kita, dan beberapa hal tidak.”

Dalam kehidupan sehari-hari, ini berarti kamu tidak perlu stres karena cuaca buruk, komentar orang lain, atau hasil dari suatu usaha. Yang penting adalah bagaimana kamu menanggapi hal tersebut. Dengan menyadari batas kendali, kamu bisa menghindari stres yang tidak perlu dan hidup lebih tenang.

Kebiasaan praktis: Setiap pagi, buat daftar kecil dua kolom:

  • Hal yang bisa kamu kendalikan
  • Hal yang tidak bisa kamu kendalikan
    Fokuskan energimu hanya pada kolom pertama.
 

2. Latih Diri untuk Menerima Realitas

Epictetus percaya bahwa penerimaan adalah kekuatan. Dia menyarankan kita untuk tidak melawan kenyataan, melainkan menerimanya dengan lapang dada.

“Jangan menginginkan agar sesuatu terjadi sebagaimana kamu ingin, tetapi inginkanlah agar segala sesuatu terjadi sebagaimana adanya.”

Dalam dunia modern, kita sering kecewa karena realita tak sesuai ekspektasi. Tapi jika kita belajar menerima dengan kepala dingin, kita akan lebih tenang dan mampu membuat keputusan yang rasional.

Kebiasaan praktis:
Saat mengalami situasi tidak menyenangkan, ucapkan dalam hati: “Ini bukan yang aku inginkan, tapi ini kenyataannya. Apa yang bisa kulakukan dari sini?”

 

3. Jangan Reaktif, Tapi Reflektif

Media sosial, berita, dan tekanan hidup sering kali membuat kita bereaksi spontan: marah, kesal, tersinggung. Namun Epictetus mengingatkan:

“Jangan biarkan kesan pertama menjatuhkanmu. Katakan, ‘Tunggu sebentar. Siapa kamu? Dari mana kamu datang? Biarkan aku mengujimu.’”

Ia mengajak kita untuk menunda reaksi dan menggunakan akal sehat sebelum bereaksi terhadap sesuatu.

Kebiasaan praktis:
Ketika ada sesuatu yang memancing emosi (komentar negatif, berita buruk, kritik), tarik napas dalam-dalam dan tunda respons selama 10 detik. Latihan kecil ini akan membantumu mengurangi penyesalan karena bereaksi berlebihan.

 

4. Bangun Kesadaran Diri Lewat Jurnal Malam

Epictetus percaya bahwa introspeksi adalah kunci untuk hidup yang baik. Ia menyarankan agar kita setiap hari meninjau tindakan dan pikiran kita.

“Periksa diri sendiri setiap hari. Apa yang sudah kamu lakukan dengan baik? Apa yang bisa kamu perbaiki?”

Dengan jurnal malam, kamu bisa lebih mengenal dirimu sendiri dan membangun pola pikir yang lebih sehat.

Kebiasaan praktis:
Sebelum tidur, luangkan 5 menit untuk menulis:

  • Hal apa yang aku lakukan dengan baik hari ini?
  • Di mana aku bisa bertindak lebih baik?
  • Apakah aku terlalu mengkhawatirkan hal yang tidak bisa kukendalikan?
 

5. Latihan Ketabahan Lewat Kesederhanaan

Bagi Epictetus, hidup sederhana adalah cara terbaik untuk melatih diri agar tidak tergantung pada kesenangan luar. Dia pernah berkata:

“Kekayaan bukanlah memiliki banyak hal, melainkan menginginkan sedikit.”

Dengan mengurangi ketergantungan pada hal-hal eksternal, kita bisa menjadi lebih kuat secara mental dan emosional.

Kebiasaan praktis:
Cobalah satu hari dalam seminggu untuk:

  • Tidak membeli apa pun yang tidak benar-benar dibutuhkan
  • Menghindari media sosial
  • Memilih makanan sederhana
  • Menikmati waktu sendiri tanpa hiburan digital

Latihan ini bukan menyiksa diri, tapi melatih ketabahan dan kebebasan sejati—bahwa kamu bisa bahagia tanpa harus bergantung pada dunia luar.

 

Mengapa Ajaran Epictetus Relevan Hari Ini?

Banyak orang merasa hidupnya penuh tekanan karena ingin mengontrol segala hal: opini orang lain, hasil kerja, hingga masa depan yang belum terjadi. Epictetus mengajarkan bahwa kita tidak perlu mengendalikan segalanya untuk bahagia. Cukup kendalikan diri sendiri.

Kelima kebiasaan di atas mungkin terdengar sederhana, tapi jika dilakukan secara konsisten, akan membuat perubahan besar dalam cara kamu melihat dunia dan menghadapi kehidupan.

 

Stoikisme Itu Praktis

Epictetus tidak menulis untuk membuat kita merasa pintar, tapi untuk membuat hidup kita lebih baik. Ajarannya adalah tentang latihan harian, bukan teori yang rumit. Jika kamu merasa cemas, lelah, atau kehilangan arah, mungkin yang kamu butuhkan bukan motivasi semu, tapi kebiasaan yang menyehatkan pikiran dan jiwa.

Mulailah dari satu kebiasaan kecil hari ini. Fokus pada hal yang bisa kamu kendalikan, terima kenyataan, dan latih dirimu untuk hidup sederhana namun bermakna. Seperti kata Epictetus:

“Kamu menjadi seperti apa yang kamu perhatikan.”