Seneca: Hidup Singkat Bukan Karena Waktu, Tapi Karena Kita Menyia-Nyikannya
- Image Creator Bing/Handoko
Ajaran Stoikisme mengajarkan kita untuk membedakan antara apa yang bisa kita kendalikan dan apa yang tidak. Waktu adalah anugerah yang dapat dimanfaatkan, bukan dikeluhkan. Ketika kita hidup selaras dengan kebajikan dan kesadaran penuh, setiap detik bisa menjadi berarti.
Kembali ke Inti: Mengelola Waktu dengan Bijak
Seneca menawarkan solusi praktis yang tak lekang oleh zaman: sadari waktu yang dimiliki, dan gunakan dengan bijak. Bukan berarti kita harus produktif setiap saat, tapi kita harus sadar ke mana waktu kita mengalir. Apakah kita menggunakannya untuk hal yang memperkaya batin? Atau justru membiarkannya terbuang pada hal yang tidak bernilai?
Menurut Seneca, kehidupan panjang bukan soal jumlah tahun, melainkan kualitas pengalaman yang dijalani dengan kesadaran dan makna. Orang yang hidup dalam kesibukan yang tak berujung tanpa arah sejatinya tidak benar-benar hidup. Mereka hanya ‘berlangsung’, bukan ‘menjalani’ hidup.
Hidup Adalah Tentang Kesadaran, Bukan Durasi
Pernyataan Seneca bahwa hidup bisa terasa cukup bila dijalani dengan benar menjadi cambuk bagi siapa pun yang merasa hidupnya sia-sia. Ia menulis, “Life is long, if you know how to use it.” Kalimat ini bukan hanya kutipan filosofis, tapi juga seruan agar kita tidak lagi membiarkan waktu terbuang.
Di tengah hiruk pikuk dunia modern, penting bagi kita untuk mengambil jeda, mengevaluasi kembali arah hidup, dan bertanya: Apakah waktu yang kita habiskan saat ini benar-benar membawa kita ke kehidupan yang lebih bermakna?