Kisah Tragis dan Keagungan di Balik Terracotta Army Kaisar Qin
- China-Mike Travel
Selain itu, catatan kuno dari sejarawan Sima Qian menyebutkan bahwa makam dilengkapi dengan jebakan mekanis, seperti panah otomatis yang akan menembak siapa pun yang mencoba masuk. Hingga kini, makam utama Kaisar Qin belum pernah dibuka, karena risiko keselamatan dan pertimbangan etika pelestarian situs
Mengapa Kaisar Qin Takut Mati?
Meski sangat berkuasa, Qin Shi Huang dikenal sangat takut akan kematian. Ia melakukan berbagai usaha untuk mencapai keabadian, termasuk mengonsumsi ramuan beracun yang konon mengandung merkuri, dengan harapan hidup abadi. Ironisnya, zat inilah yang mungkin mempercepat kematiannya.
Kekhawatiran akan hidup setelah mati membuatnya merancang makam yang mereplikasi kekaisaran nyata, lengkap dengan pasukan, pelayan, dan sistem sosial. Terracotta Army bukan sekadar karya seni—mereka adalah penjaga abadi yang dibentuk dari ketakutan, kekuasaan, dan mimpi yang tak ingin padam.
Tragedi dan Keagungan yang Tak Terpisahkan
Di satu sisi, Terracotta Army adalah mahakarya peradaban. Namun di sisi lain, mereka juga menjadi monumen dari ribuan jiwa yang dipaksa bekerja hingga mati demi melayani ambisi satu orang. Kontras inilah yang membuat kisah Tentara Terakota begitu menyentuh.
Mereka berdiri tanpa suara, tetapi mengisahkan perjuangan, penderitaan, dan harapan di balik sejarah kekaisaran. Patung-patung itu mewakili wajah-wajah nyata: perajin yang tak dikenal, tentara yang mungkin pernah hidup, atau budak yang namanya hilang dari sejarah.