Mengapa Friedrich Nietzsche Bilang ‘Tuhan Telah Mati’? Ini Makna Filosofis yang Mengejutkan Dunia
- Image Creator Grok/Handoko
Kematian Tuhan sebagai Awal Kebebasan
Menariknya, Nietzsche tidak meratapi “kematian Tuhan” seperti seorang yang kehilangan sesuatu yang sakral. Sebaliknya, ia melihatnya sebagai peluang. Dengan runtuhnya nilai-nilai lama, manusia bisa menciptakan nilai-nilai baru yang lebih otentik, berdasarkan kehendak dan kekuatan hidupnya sendiri.
Dalam pandangan Nietzsche, manusia harus melampaui kondisinya saat ini dan menjadi Übermensch atau manusia unggul – individu yang berani menciptakan makna sendiri dalam dunia yang nihilistik. Oleh karena itu, kematian Tuhan bukanlah akhir, melainkan permulaan era baru bagi kebebasan dan penciptaan nilai.
Resonansi Sosial dan Kultural
Pernyataan Nietzsche berdampak besar terhadap dunia filsafat, sastra, seni, dan bahkan politik. Banyak pemikir setelah Nietzsche – seperti Jean-Paul Sartre, Albert Camus, hingga Michel Foucault – menggali dan mengembangkan ide-ide Nietzsche tentang nihilisme, kebebasan, dan penciptaan makna.
Namun, tak sedikit pula yang menyalahpahami atau menyelewengkan pemikirannya, termasuk oleh ideologi-ideologi ekstrem abad ke-20. Nietzsche sendiri justru menolak otoritarianisme dan selalu menekankan kebebasan individu serta tanggung jawab pribadi.
Makna “Tuhan Telah Mati” di Era Modern