Anda Dapat Mengembangkan Indra Keenam dan Mengubah Persepsi Anda terhadap Realitas

Berjalan dengan Tongkat
Sumber :
  • Instagram/samaggistories

Malang, WISATA – Kerajaan hewan penuh dengan bakat biologis yang patut dibanggakan, yang dalam konteks kemampuan manusia akan dianggap sebagai kekuatan super. Ular dapat mencium bau dalam stereo, laba-laba dapat memintal jaring yang lebih kuat dari baja, burung dapat terbang, kelelawar dapat 'melihat' dengan suara—sebenarnya, semua sifat tersebut telah dieksploitasi dalam halaman-halaman buku komik selama beberapa dekade.

Hidup Anda Terasa Kacau dan Berantakan? Mungkin Anda Terkena ‘Brain Rot’ Akibat Konten Receh!

Namun, salah satu kemampuan ini bukanlah sesuatu yang mustahil bagi manusia seperti yang mungkin terlihat. Tokoh superhero buta dalam komik Matt Mudrock, alias Daredevil, memiliki kemampuan seperti kelelawar untuk merasakan lingkungan di sekitarnya melalui gema. Namun, penelitian selama puluhan tahun menunjukkan bahwa manusia memiliki kemampuan luar biasa untuk mempelajari keterampilan serupa yang mirip dengan superhero—hanya karena potensi otak manusia kita.

Bisa dibilang orang paling terkenal (nonfiksi) yang pernah menguasai ekolokasi manusia adalah Daniel Kish. Lahir dengan retinoblastoma bilateral, kanker retina yang mengharuskan dokter mengangkat matanya, Kish belajar sejak usia dini untuk membuat suara klik, dengan menciptakan ruang hampa dengan lidahnya di langit-langit mulutnya. Kish menggunakan gema yang dihasilkan dari klik tersebut—saat mereka memantul kembali dari objek di sekitarnya—sebagai cara yang efektif untuk menavigasi dunianya yang tidak dapat dilihat dengan persepsi 360 derajat. Kish menjadi sangat mahir dalam keterampilan ini, dia bisa berjalan di kota-kota asing sendirian, mendaki jalan setapak di alam liar tanpa bantuan dan bahkan mengendarai sepeda. Pada tahun 2015, Kish memberikan Ceramah TED tentang kemampuan otak manusia yang luar biasa untuk menciptakan penglihatan dari suara.

DRAKOR: Inilah 3 Anak SMA Berkekuatan Super dalam Drama ‘Moving’, Lihat Profil dan Bio Datanya!

“Kilatan suara yang keluar dan terpantul dari permukaan di sekitar—seperti sonar kelelawar—dan kembali kepada saya dengan pola, dengan potongan informasi,” kata Kish selama ceramah. “Otak saya… telah diaktifkan untuk membentuk gambar di korteks visual saya dari pola informasi tersebut.”

Kemampuan ekolokasi Kish telah menarik perhatian para ilmuwan jauh sebelum ia tampil di panggung TED—tidak ada yang lebih dari ilmuwan saraf Universitas Durham, Lore Thaler. Sebagai seorang ahli dalam neuroplastisitas, yang merupakan kemampuan otak untuk beradaptasi dengan informasi lingkungan baru, Thaler telah menulis banyak artikel yang terkait dengan ekolokasi manusia selama 15 tahun terakhir. Kish telah muncul sebagai salah satu penulis di beberapa artikel tersebut. Dalam penelitian terbarunya, yang diterbitkan dalam jurnal Cerebral Cortex, Thaler dan rekan-rekannya melatih 12 peserta tuna netra dan 14 peserta yang dapat melihat dalam teknik ekolokasi Kish selama periode 10 minggu.

Marcos Sugiyama Angkat Topi untuk Timnas Voli U-21 Usai Bikin Italia Kewalahan di Surabaya

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami apakah praktik ekolokasi Kish dapat dipelajari saat dewasa—baik yang bisa melihat maupun yang buta—atau apakah kemampuan ini merupakan hasil dari pelatihan keras selama puluhan tahun sejak lahir. Setelah periode 10 minggu, penulis menemukan bahwa kedua kelompok menunjukkan peningkatan aktivitas di bagian otak tertentu yang memproses cahaya dan suara. Secara khusus, peserta penelitian memiliki "V1 kiri dan kanan" yang lebih aktif, atau korteks visual primer, serta peningkatan aktivitas di A1 kanan, atau korteks pendengaran.

"Dulu, orang mengira bahwa Anda harus buta untuk menjadi sangat ahli dalam ekolokasi, tetapi data kami tidak mendukung hal itu," kata Thaler dalam sebuah wawancara. "Tidak ada bukti bahwa peserta tunanetra merespons pelatihan lebih baik daripada peserta yang bisa melihat."

Jadi, seberapa jauh keterampilan seseorang dalam ekolokasi dapat berkembang? Menurut Thaler, ahli ekolokasi dapat mengetahui apakah objek yang terletak satu meter jauhnya telah bergerak sedikitnya lima sentimeter, yang hampir sama baiknya dengan penglihatan manusia. Selain itu, ahli ekolokasi dapat menentukan bentuk objek, apakah cekung atau datar, serta persegi atau lingkaran. Triknya adalah mengembangkan suara yang konsisten, sehingga saat melatih keterampilan ekolokasi, lebih mudah untuk menafsirkan suara-suara tersebut. Itulah sebabnya praktisi sering menggunakan klik mulut.

Meskipun bukti bermanfaat tentang pelatihan ekolokasi semakin banyak, sampel penelitian Thaler relatif kecil, sehingga eksperimen skala besar dapat membantu menegaskan kembali hasil awal penelitian ini.

Di masa depan, situasi idealnya melibatkan tenaga ahli di tempat kerja yang dapat melatih orang lain untuk mengajarkan ekolokasi. Peneliti ingin ekolokasi diterima seperti pelatihan tongkat panjang--teknik menyentuh dengan tongkat untuk mengarahkan diri jika Anda memiliki gangguan penglihatan. 

Meskipun pelatihan ekolokasi ini diharapkan akan menyebar luas di seluruh dunia, Kish tidak membuang-buang waktu.

“Kami telah memberikan pelatihan aktivasi kepada puluhan ribu orang tunanetra dan yang dapat melihat dari semua latar belakang di hampir 40 negara,” kata Kish pada tahun 2015. “Ketika orang tunanetra belajar melihat, orang yang dapat melihat tampak terinspirasi untuk melihat jalan mereka dengan lebih baik, lebih jelas dan dengan lebih sedikit rasa takut.”

Ternyata ribuan pahlawan super ekolokasi sudah ada di antara kita