Marcus Aurelius: Jangan Habiskan Sisa Hidupmu dengan Mengurusi Hidup Orang Lain
- Cuplikan layar
Fenomena Modern: Gosip Digital dan Budaya Membandingkan
Dalam konteks kehidupan modern, kutipan ini menjadi refleksi tajam terhadap budaya media sosial. Di Instagram, Twitter, TikTok, atau platform lainnya, kita disuguhkan potongan kehidupan orang lain setiap hari. Bukan hanya melihat, banyak dari kita juga mulai membandingkan, menilai, atau bahkan ikut menghakimi tanpa dasar jelas.
Hal ini menimbulkan efek psikologis negatif: kecemasan sosial, rasa tidak puas terhadap diri sendiri, serta ilusi bahwa orang lain selalu lebih bahagia atau sukses. Marcus Aurelius dengan bijak mengingatkan: semua ini adalah gangguan yang mengalihkan kita dari menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran.
Kebaikan Bersama sebagai Satu-satunya Alasan untuk Peduli
Namun, Aurelius tidak menyarankan untuk sepenuhnya mengabaikan orang lain. Ia menyatakan bahwa perhatian terhadap sesama tetap diperbolehkan — bahkan penting — asalkan ditujukan demi kebaikan bersama. Misalnya, membantu teman keluar dari kebiasaan buruk, mendengarkan dengan empati, atau memberikan nasihat yang membangun.
Kuncinya adalah niat dan tujuan. Jika perhatian terhadap orang lain muncul karena kasih sayang, kepedulian, atau rasa tanggung jawab sosial, maka itu sesuai dengan prinsip Stoik. Namun, jika hanya untuk memuaskan rasa penasaran atau keinginan membandingkan, itu justru merugikan diri sendiri.
Hidup Terbatas, Waktu Tak Bisa Diulang