Marcus Aurelius: Jangan Habiskan Sisa Hidupmu dengan Mengurusi Hidup Orang Lain

Marcus Aurelius
Sumber :
  • Cuplikan layar

Fenomena Modern: Gosip Digital dan Budaya Membandingkan

Bahagia Bukan dari Dunia Luar, Tapi dari Dalam Menurut Massimo Pigliucci

Dalam konteks kehidupan modern, kutipan ini menjadi refleksi tajam terhadap budaya media sosial. Di Instagram, Twitter, TikTok, atau platform lainnya, kita disuguhkan potongan kehidupan orang lain setiap hari. Bukan hanya melihat, banyak dari kita juga mulai membandingkan, menilai, atau bahkan ikut menghakimi tanpa dasar jelas.

Hal ini menimbulkan efek psikologis negatif: kecemasan sosial, rasa tidak puas terhadap diri sendiri, serta ilusi bahwa orang lain selalu lebih bahagia atau sukses. Marcus Aurelius dengan bijak mengingatkan: semua ini adalah gangguan yang mengalihkan kita dari menjalani kehidupan dengan penuh kesadaran.

5 Kebajikan Utama Menurut Massimo Pigliucci untuk Hidup Berkualitas

Kebaikan Bersama sebagai Satu-satunya Alasan untuk Peduli

Namun, Aurelius tidak menyarankan untuk sepenuhnya mengabaikan orang lain. Ia menyatakan bahwa perhatian terhadap sesama tetap diperbolehkan — bahkan penting — asalkan ditujukan demi kebaikan bersama. Misalnya, membantu teman keluar dari kebiasaan buruk, mendengarkan dengan empati, atau memberikan nasihat yang membangun.

Kenali Konsep “Dikotomi Kendali” dalam Filsafat Stoik Modern

Kuncinya adalah niat dan tujuan. Jika perhatian terhadap orang lain muncul karena kasih sayang, kepedulian, atau rasa tanggung jawab sosial, maka itu sesuai dengan prinsip Stoik. Namun, jika hanya untuk memuaskan rasa penasaran atau keinginan membandingkan, itu justru merugikan diri sendiri.

Hidup Terbatas, Waktu Tak Bisa Diulang

Halaman Selanjutnya
img_title