Jejak Kaki Kuno Menunjukkan Dinosaurus yang Mengubah Kecepatan saat Berjalan

Yutyrannus
Sumber :
  • Instagram/baryoniix

Malang, WISATA –  Serangkaian jejak kaki yang diawetkan telah mengguncang apa yang kita ketahui tentang predator besar dari periode Cretaceous Awal. Para ilmuwan menemukan jejak 80 jejak kaki yang membentang sekitar 230 kaki (70 meter) di Cina barat daya dan menunjukkan kobaran energi dinosaurus purba secara tiba-tiba sebelum kembali tenang.

Jejak Kaki Tertua di Amerika Utara Berusia Lebih dari 20.000 Tahun, Analisis Baru Mengonfirmasi

Analisis digital jejak kaki ini dilakukan oleh Dr. Anthony Romilio di Laboratorium Dinosaurus Universitas Queensland. Pendekatan digital ini membantu menciptakan kembali gerakan hewan dalam serangkaian langkah cepat.

Tim tersebut menggunakan pemodelan komputer canggih untuk memetakan masing-masing dari 80 jejak tersebut. Tingkat detail ini menawarkan wawasan baru tentang pergerakan hewan yang berjalan dengan dua kaki dengan langkah yang terarah.

Penemuan Berusia 73 Juta Tahun Mengungkapkan Burung Arktik Bersarang Bersama Dinosaurus

"Jejak kaki tersebut menunjukkan dinosaurus ini bergerak dengan kecepatan tetap 5,3 km/jam (2,2 m/jam) yang setara dengan kecepatan jalan cepat manusia, lalu berakselerasi sebentar menjadi berlari kecil sebelum kembali ke kecepatan normalnya," jelas Dr. Romilio. Salah satu hal penting yang dapat dipelajari adalah ritme berjalan predator tersebut.

Untuk pertama kalinya, gerakan dinosaurus ini direkonstruksi selangkah demi selangkah, mengungkap cara berjalannya, mengubah kecepatan dan merespons lingkungannya. Jejak tersebut mengikuti jalur yang hampir lurus seperti anak panah, yang mungkin berarti dinosaurus tersebut memiliki rencana yang jelas daripada berkelok-kelok tanpa tujuan.

Mengenal 'Pangeran Naga', Dinosaurus Baru yang Mengubah Pengetahuan Kita tentang Evolusi Tyrannosaurus

Beberapa jejak kaki dinosaurus dangkal dan lebih sulit ditafsirkan, tetapi keseluruhan jejaknya cukup jelas bagi para peneliti untuk mengonfirmasi keasliannya. Rangkaian jejak ini dianggap sebagai salah satu yang terpanjang yang ditemukan di Asia Timur untuk karnivora berkaki dua.

Theropoda sering kali memiliki lengan yang lebih pendek dan kaki belakang yang kuat. Yutyrannus, dinosaurus berbulu dari endapan Cretaceous di Tiongkok, adalah jenis dinosaurus yang ukuranya cocok untuk jejak tersebut.

Para ilmuwan memperkirakan ukurannya cukup besar untuk mencapai berat beberapa ratus pon, yang sesuai dengan perhitungan yang merujuk pada massa dan panjang jejak. Data fosil tubuh mengisyaratkan bahwa hewan ini dapat berlari lebih cepat jika diperlukan, suatu hal yang didukung oleh penelitian yang menghubungkan proporsi kaki dengan kecepatan potensial.

Jejak kaki dapat mengungkap informasi perilaku dan cerita yang tidak dapat diberikan oleh fosil tulang saja.  Urutan 80 langkah mencakup lebih banyak wilayah daripada banyak temuan jejak kaki yang lebih pendek, yang menambah nilainya untuk memahami bagaimana dinosaurus ini bergerak dalam jarak jauh.

Narasi situs ini mencakup perubahan singkat dalam kecepatan, arah yang stabil dan kesan yang jelas bahwa dinosaurus mempertahankan kendali atas langkahnya. Setiap petunjuk memberikan gambaran tindakan waktu nyata di dunia yang sudah tidak ada lagi.

Pendekatan yang sepenuhnya digital memungkinkan untuk menangkap, menafsirkan dan menyimpan semua pengukuran dan perhitungan lokasi jejak fosil di komputer untuk memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan dinamis makhluk purba. 

Teknologi modern membantu mengimbangi tantangan dalam mengukur begitu banyak jejak kaki, yang sering kali tersebar di tanah yang terjal atau terkikis sebagian.

Dibandingkan dengan metode lama yang mengandalkan gambar atau cetakan fisik, rekonstruksi digital memungkinkan perhitungan yang tepat tentang lebar jejak, panjang langkah dan kemungkinan tinggi pinggul dinosaurus. Keakuratan seperti itu berarti ahli paleontologi dapat mengajukan teori yang lebih andal tentang biologi dinosaurus.

Apa yang dihasilkan membuat para ilmuwan lebih bersemangat untuk menerapkan teknik serupa pada jejak-jejak lain di seluruh dunia.

Kombinasi pemodelan 3D, pengukuran menyeluruh dan referensi silang dengan fosil kerangka yang diketahui membuka lebih banyak jalan untuk mempelajari pergerakan dinosaurus