Massimo Pigliucci: “Belajarlah dari Penderitaan, Jangan Tenggelam di Dalamnya”
- Tangkapan Layar
2. Jurnal Reflektif
Setiap malam, catatlah pengalaman sulit hari itu. Apa yang bisa kamu pelajari? Bagaimana kamu bisa lebih kuat atau lebih bijak karena pengalaman itu?
3. Fokus pada Kendali Diri
Daripada mengeluh, tanyakan: Apa bagian dari situasi ini yang masih bisa aku pengaruhi? Apa sikap terbaik yang bisa kuambil?
4. Lihat Nilai dari Kesakitan
Alih-alih bertanya “Kenapa aku?”, ubahlah menjadi “Apa yang bisa aku pelajari dari ini?”
Dari Luka Menjadi Tumbuh
Stoikisme tidak mengajarkan kita menjadi dingin terhadap penderitaan, tetapi rasional dan sadar. Penderitaan diakui sebagai bagian dari eksistensi manusia, namun kita memiliki kuasa untuk tidak dikendalikan olehnya. Seperti yang diungkapkan Marcus Aurelius, “Kehidupanmu dibentuk oleh pikiranmu.”
Pigliucci melanjutkan warisan itu dengan membumikan ajaran Stoikisme dalam konteks kehidupan modern. Dalam dunia yang sering kali tidak pasti dan penuh tekanan emosional, ia menawarkan pendekatan yang sehat: bahwa penderitaan bisa diolah menjadi kekuatan internal yang tak tergoyahkan.
Penutup: Jadikan Penderitaan Sebagai Batu Loncatan, Bukan Batu Sandungan