Massimo Pigliucci: “Berpikir Kritis adalah Fondasi dari Hidup yang Bijak”
- Cuplikan layar
2. Menumbuhkan Otonomi Moral
Hidup bijak menurut Stoik bukanlah hidup yang mengikuti arus, tetapi hidup yang dijalani dengan kesadaran penuh atas nilai-nilai yang diyakini. Berpikir kritis memungkinkan seseorang untuk hidup secara autentik dan bertindak berdasarkan prinsip, bukan tekanan sosial.
3. Mencegah Reaksi Emosional yang Tidak Perlu
Berpikir kritis memberi kita ruang untuk merespons secara sadar alih-alih bereaksi secara impulsif. Dalam Stoikisme, ini berarti menjalani hidup dengan ataraxia — ketenangan batin yang tidak mudah diguncang oleh dunia luar.
Pelajaran dari Pigliucci dan Filsuf-Filsuf Besar
Dalam bukunya How to Be a Stoic (2017), Pigliucci menekankan bahwa berpikir kritis adalah alat utama untuk menghidupkan kembali ajaran filsafat kuno ke dalam konteks kehidupan modern. Ia menyarankan agar setiap individu tidak hanya mempelajari filsafat, tetapi mengujinya melalui pengalaman dan argumentasi.
Ia mengadopsi semangat dari Socrates — tokoh yang dianggap sebagai pionir berpikir kritis di Barat — yang terkenal karena pendekatan maieutikanya, yakni membantu orang menemukan kebenaran melalui dialog dan pertanyaan-pertanyaan mendalam.
Contoh Latihan Berpikir Kritis ala Stoik:
- Tanyakan: Apakah ini fakta, atau hanya interpretasi saya?
- Uji argumen: Apakah ada alasan kuat untuk percaya ini? Apa bukti lawannya?
- Refleksi harian: Apa keputusan hari ini yang diambil dengan tergesa-gesa? Bagaimana saya bisa mengujinya lebih baik?