Marcus Aurelius: Jiwa yang Menyerah Terlebih Dahulu Adalah Aib dalam Kehidupan
- Cuplikan layar
2. Menulis jurnal pemikiran
Seperti Marcus Aurelius yang menulis Meditations, kebiasaan menulis bisa membantu memperjelas pikiran dan menguatkan tekad.
3. Menghindari distraksi berlebihan
Media sosial, berita negatif, dan perbandingan sosial dapat menggerogoti ketenangan jiwa. Batasi konsumsi informasi yang tidak perlu.
4. Membangun makna hidup
Miliki tujuan yang lebih besar dari sekadar rutinitas. Hal ini memberi arah bagi jiwa untuk terus berjalan, bahkan saat tubuh merasa lelah.
5. Berlatih ketabahan
Hadapi ketidaknyamanan secara sadar. Keberanian untuk hidup di tengah ketidakpastian adalah bukti jiwa yang kuat.
Jiwa yang Kuat Menjaga Manusia Tetap Berdiri
Marcus Aurelius percaya bahwa kekuatan sejati manusia bukan di ototnya, melainkan dalam pikirannya. Jiwa yang mantap, penuh kesadaran, dan tetap tegar akan menjaga manusia tetap berdiri walaupun badai kehidupan datang silih berganti.
Kalimat “It’s a disgrace in this life when the soul surrenders first while the body refuses to” bukanlah sekadar kritik, tetapi juga ajakan — ajakan untuk tidak menyerah pada ketakutan, kekecewaan, atau rasa putus asa. Tubuh kita bisa menjadi kendaraan yang tangguh, tetapi tanpa jiwa yang kuat, arah perjalanan akan hilang.