Epictetus: Semua Filsafat Tertuang dalam Dua Kata—Bertahan dan Menahan Diri

Epictetus
Sumber :
  • Cuplikan layar

Banyak orang merasa stres, gelisah, atau kelelahan bukan karena masalah yang mereka hadapi begitu besar, melainkan karena mereka tidak mampu menahan dorongan hati dan tidak cukup kuat untuk bertahan. Media sosial, konsumsi tanpa henti, dan tekanan sosial membuat dua prinsip Stoik ini—bertahan dan menahan diri—menjadi lebih penting dari sebelumnya.

Epictetus: Kesulitan Adalah Cermin Jati Diri Manusia

Filosofi Praktis untuk Hidup Lebih Tangguh

Epictetus tidak sekadar menyampaikan teori. Ia mengajak setiap orang untuk mempraktikkan filosofi ini dalam kehidupan sehari-hari. Hidup yang penuh kebajikan dan ketenangan, menurutnya, hanya bisa dicapai jika seseorang bersedia menjalani latihan mental melalui keteguhan dan pengendalian diri.

Epictetus: Keadaan Tidak Membentuk Manusia, Tetapi Mengungkapkan Jati Dirinya

Prinsip sustain and abstain dapat diterapkan dalam:

  • Pendidikan karakter anak sejak dini.
  • Pelatihan mental dalam dunia kerja dan kepemimpinan.
  • Pengembangan pribadi dan kebiasaan hidup sehat.

Kesimpulan: Filsafat yang Menguatkan dan Menjernihkan

Epictetus: Jalan Menuju Kebaikan Dimulai dari Pengakuan Akan Keburukan Diri

Kata-kata Epictetus mengingatkan kita bahwa kunci kebahagiaan dan ketenangan tidak selalu terletak pada pencapaian besar atau harta melimpah, tetapi pada kemampuan untuk bertahan dan menahan diri. Dua sikap ini menjadi fondasi bagi hidup yang sederhana namun kuat, bebas dari gangguan emosional yang tidak perlu, dan mampu bertahan dalam arus perubahan zaman.