Massimo Pigliucci: Kebaikan Kecil tapi Konsisten Lebih Baik Dibanding Tindakan Besar yang Hanya Dilakukan Sekali
- Cuplikan layar
Banyak orang menunggu momen besar untuk berbuat baik. Misalnya, saat terjadi bencana alam, mereka baru tergugah untuk memberi bantuan. Tapi di luar itu, mereka kembali acuh terhadap sekitar. Pigliucci mengajak kita untuk berpikir ulang: apa gunanya kebaikan besar jika hanya dilakukan sekali dan tidak menjadi kebiasaan?
Sebaliknya, orang yang setiap hari memilih untuk berbuat baik, sekecil apa pun, akan membangun karakter yang kuat dan berdampak positif pada lingkungannya. Karena kebaikan yang dilakukan secara konsisten bukan hanya membentuk kebiasaan, tetapi juga membentuk siapa diri kita sesungguhnya.
Filosofi Stoik yang Membumi
Sebagai pengajar filsafat di City College of New York, Pigliucci banyak mengadaptasi ajaran Stoikisme kuno ke dalam praktik kehidupan modern. Ia meyakini bahwa hidup yang baik bukan soal status atau pencapaian besar, tetapi soal bagaimana kita menjalani setiap hari dengan kebajikan, kesadaran, dan tanggung jawab pribadi.
Dalam Stoikisme, hidup dengan kebajikan berarti mempraktikkan nilai-nilai seperti keadilan, pengendalian diri, keberanian, dan kebijaksanaan dalam tindakan-tindakan nyata—termasuk dalam bentuk kebaikan kecil yang dilakukan tanpa pamrih.
Kebaikan yang Menular
Kebaikan itu seperti percikan api. Sekali dilakukan, bisa menyebar dan menular ke orang lain. Sebuah senyum bisa memperbaiki hari seseorang. Sebuah ucapan terima kasih bisa menumbuhkan semangat. Sebuah pertolongan kecil bisa memberi harapan. Dan semua itu tidak membutuhkan biaya besar—hanya niat dan kesadaran.