Pilih untuk Tidak Terluka: Nasihat Bijak Marcus Aurelius tentang Kekuatan Persepsi
- Image Creator Bing/Handoko
Alih-alih menyerah pada emosi negatif atau menjadi korban dari tindakan orang lain, Stoik mengajarkan untuk memilih tenang, logis, dan tidak reaktif. Inilah bentuk kemerdekaan sejati menurut Marcus Aurelius: kemampuan untuk tidak merasa disakiti meskipun diperlakukan dengan buruk.
Psikologi Modern Mendukung Prinsip Ini
Pandangan Aurelius diperkuat oleh psikologi kognitif modern. Konsep cognitive behavioral therapy (CBT), yang digunakan untuk mengatasi depresi dan kecemasan, berakar pada prinsip yang sangat mirip: perasaan kita ditentukan oleh pikiran kita, bukan semata oleh peristiwa.
Dr. Albert Ellis, pencetus rational emotive behavior therapy (REBT), menyatakan bahwa "manusia tidak terganggu oleh kejadian itu sendiri, tetapi oleh interpretasinya terhadap kejadian tersebut"—sebuah gagasan yang mencerminkan Stoikisme klasik.
Relevansi di Era Media Sosial
Di zaman media sosial, ketika komentar negatif bisa datang dari mana saja, dan opini publik bisa dengan mudah merusak kepercayaan diri seseorang, pesan Marcus menjadi panduan penting. Banyak selebritas dan tokoh publik mulai menerapkan prinsip Stoik ini dengan tidak bereaksi berlebihan terhadap kritik atau provokasi.
Sebagaimana disampaikan oleh Aurelius, kendali bukan tentang membungkam dunia, melainkan tentang membentengi diri dari pengaruh destruktif dunia tersebut.