Jules Evans: “Masa Depanmu Tidak Ditentukan oleh Apa yang Terjadi Padamu, tetapi Bagaimana Kamu Menanggapinya”
- Cuplikan layar
Malang, WISATA – Dalam kehidupan yang penuh ketidakpastian, tantangan, dan perubahan tak terduga, filsuf dan penulis asal Inggris, Jules Evans, menyampaikan pesan kuat dan menyentuh melalui kutipannya:
“Masa depanmu tidak ditentukan oleh apa yang terjadi padamu, tetapi bagaimana kamu menanggapinya.”
Pernyataan ini mencerminkan inti dari ajaran filsafat Stoikisme, aliran pemikiran kuno yang kembali menjadi relevan berkat kontribusi Jules Evans dalam mengaitkannya dengan kehidupan modern. Dalam kutipan tersebut, Evans menekankan bahwa yang paling menentukan masa depan seseorang bukanlah peristiwa eksternal, tetapi respons internal terhadap peristiwa tersebut.
Filosofi Tanggapan, Bukan Kejadian
Jules Evans mengajak masyarakat modern untuk memahami bahwa peristiwa-peristiwa hidup—baik yang menyakitkan, mengecewakan, maupun membahagiakan—adalah bagian dari perjalanan, namun tidak bersifat mutlak dalam menentukan arah hidup. Yang terpenting adalah bagaimana seseorang memaknai dan menanggapi kejadian tersebut.
Ia menulis bahwa banyak orang terjebak dalam peran sebagai korban dari keadaan. Namun dengan kesadaran dan pengendalian diri, kita bisa mengubah narasi hidup, bukan sebagai korban, melainkan sebagai pelaku utama.
“Reaksi kitalah yang menentukan apakah sebuah kegagalan menjadi awal kehancuran atau justru batu loncatan menuju pertumbuhan,” ujar Evans dalam salah satu artikelnya.
Stoikisme sebagai Fondasi
Pemikiran Evans ini berakar kuat dari prinsip Stoikisme, filsafat Yunani-Romawi yang dipopulerkan oleh tokoh-tokoh seperti Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius. Salah satu ajaran intinya adalah dikotomi kendali: membedakan antara hal-hal yang bisa kita kendalikan dan yang tidak.
Menurut Evans, kemampuan untuk memfokuskan energi hanya pada hal yang bisa kita kendalikan, seperti sikap, reaksi, dan nilai-nilai, merupakan kekuatan utama dalam menghadapi kehidupan yang tidak selalu adil.
Membangun Ketahanan Mental di Era Modern
Dalam bukunya Philosophy for Life and Other Dangerous Situations (2012), Evans menggambarkan bagaimana ketahanan psikologis dan emosional dapat dibentuk melalui penerapan filsafat praktis. Dia juga menghubungkannya dengan terapi kognitif perilaku (CBT), metode psikologis modern yang ternyata banyak terinspirasi dari Stoikisme.
Penerapan prinsip ini memungkinkan individu:
- Tidak terpuruk oleh kegagalan atau penolakan
- Mengambil kendali atas narasi hidupnya
- Menciptakan makna bahkan dari pengalaman yang menyakitkan
Relevansi Bagi Generasi Kini
Di tengah krisis kesehatan mental, tekanan sosial media, dan ketidakpastian ekonomi yang dialami generasi muda, pesan Jules Evans menjadi semakin penting. Banyak orang merasa terjebak dalam situasi yang tidak mereka inginkan, tetapi lupa bahwa mereka masih punya kekuatan dalam cara menyikapinya.
Dengan mengadopsi prinsip ini, seseorang dapat:
- Meningkatkan rasa percaya diri dan tanggung jawab pribadi
- Mengurangi stres dan kecemasan terhadap hal-hal di luar kendali
- Menemukan harapan dalam situasi sulit
Inspirasi untuk Masa Depan
Kutipan “Masa depanmu tidak ditentukan oleh apa yang terjadi padamu, tetapi bagaimana kamu menanggapinya” adalah seruan untuk bertindak. Ini adalah pengingat bahwa setiap individu memiliki otonomi dalam membentuk masa depan, bukan berdasarkan nasib semata, tetapi lewat pilihan-pilihan sadar setiap hari.
Dengan memahami dan menerapkan pemikiran ini, Jules Evans percaya bahwa siapa pun dapat menjalani kehidupan yang lebih kuat secara emosional, lebih bermakna, dan lebih resilien di tengah dunia yang penuh tantangan.