Marcus Aurelius: Kebajikan Sejati Terbukti di Tengah Cobaan, Bukan dalam Kemewahan

Marcus Aurelius
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA — Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan tantangan, ajaran filsuf Stoik Romawi, Marcus Aurelius, tetap relevan hingga saat ini. Salah satu kutipan terkenalnya berbunyi, "Kebajikan sejati terlihat di tengah cobaan, bukan dalam kemewahan." Pernyataan ini mengingatkan bahwa kualitas sejati manusia bukanlah tercermin saat hidup nyaman, melainkan ketika ia diuji oleh kesulitan.

Jen Sincero: “Kalau Ingin Hidup yang Belum Pernah Kamu Jalani, Lakukan Hal yang Belum Pernah Kamu Coba”

Sebagai seorang kaisar Romawi yang menghabiskan sebagian besar masa pemerintahannya menghadapi perang, wabah, dan pergolakan politik, Marcus Aurelius memahami betul makna menghadapi tantangan hidup. Dalam karyanya Meditations, ia menulis pemikiran-pemikiran pribadinya tentang bagaimana seseorang harus bersikap di tengah kesulitan.

Ujian Sejati Bagi Manusia: Bukan Saat Segalanya Mudah

Ryan Holiday: “Pikiran yang Tenang adalah Landasan Keputusan yang Bijak” – Seni Mengambil Keputusan

Dalam kemewahan, siapa pun bisa tampak mulia, sabar, dan bijaksana. Namun, ketika kehidupan berubah menjadi keras — saat kehilangan, sakit, kegagalan, atau pengkhianatan melanda — di sanalah sifat asli seseorang diuji.

Marcus Aurelius mengajarkan bahwa ketahanan, pengendalian diri, keadilan, dan kebijaksanaan bukan sekadar atribut yang muncul secara alami, melainkan hasil dari perjuangan batin menghadapi cobaan hidup. Dengan kata lain, kebajikan bukanlah tentang berbicara, tetapi tentang bertindak, terutama ketika hidup terasa tidak adil.

Ryan Holiday: "Ego Membuat Kita Buta terhadap Realitas"

Contoh Nyata dari Ajaran Ini

Sejarah mencatat banyak tokoh yang membuktikan kebajikan mereka dalam situasi sulit. Salah satunya adalah Nelson Mandela, yang setelah puluhan tahun dipenjara, tetap memilih jalan perdamaian dan rekonsiliasi. Ini sejalan dengan ajaran Marcus Aurelius: mengutamakan nilai-nilai luhur di saat dunia memperlihatkan wajah terburuknya.

Halaman Selanjutnya
img_title