Anselmus dari Canterbury: Dari Iman Menuju Pengertian

Anselmus dari Canterbury: Dari Iman Menuju Pengertian
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATAAnselmus dari Canterbury, salah satu tokoh penting dalam sejarah filsafat dan teologi Kristen, dikenal sebagai seorang pemikir besar yang menggabungkan iman dan akal budi. Sebagai seorang uskup dan filsuf, Anselmus memberikan kontribusi yang luar biasa dalam membangun jembatan antara iman Kristen dan akal sehat manusia. Melalui karya-karyanya yang mendalam, ia tidak hanya memperjuangkan pemahaman teologis yang lebih baik, tetapi juga memperkenalkan pendekatan rasional terhadap konsep-konsep agama yang sebelumnya hanya diterima berdasarkan keyakinan semata.

Ketika Teologi Tak Lagi Mendominasi: Ockham dan Krisis Otoritas Abad Pertengahan

Anselmus lahir sekitar tahun 1033 di Aosta, Italia, dan menjadi seorang tokoh terkemuka pada masa Abad Pertengahan. Ia dikenal terutama melalui pemikiran-pemikirannya tentang hubungan antara iman dan rasio, serta argumen-argumen logisnya mengenai keberadaan Tuhan yang masih relevan hingga saat ini. Salah satu warisan terbesarnya adalah argumen ontologis yang ia kemukakan, yang berusaha membuktikan adanya Tuhan hanya melalui pemikiran rasional.

Pemikiran Anselmus: Menggabungkan Iman dan Rasio

Kita Menderita Lebih Banyak Karena Imajinasi daripada Realitas: Cara Stoik Menaklukkan Kecemasan

Pemikiran Anselmus sangat dipengaruhi oleh keyakinannya bahwa iman dan rasio tidak hanya dapat hidup berdampingan, tetapi juga saling melengkapi. Dalam karya terkenalnya, Proslogion, ia mengajukan argumen ontologis sebagai cara untuk membuktikan keberadaan Tuhan. Argumen ini menyatakan bahwa keberadaan Tuhan adalah sesuatu yang tidak bisa dibayangkan sebagai tidak ada. Anselmus berargumen bahwa Tuhan, sebagai "sesuatu yang lebih besar dari yang bisa dibayangkan," sudah pasti ada, karena jika Tuhan tidak ada, maka ia tidak akan menjadi "sesuatu yang lebih besar".

Pendekatan ini, yang berakar pada pemikiran Platonic dan Aristotelian, adalah cikal bakal dari argumen-argumen logis dalam filsafat teologi yang terus berkembang hingga abad ke-21. Meskipun banyak yang mengkritik argumen ini, terutama karena dianggap terlalu filosofis dan tidak berbasis pada bukti empiris, namun kontribusinya dalam menjembatani rasio dan iman tetap tidak terbantahkan.

Epikuros: ‘Ketenangan Jiwa Lebih Berharga dari Segala Harta Benda’ – Filosofi Pentingnya Ketenangan dalam Hidup

Anselmus dan Konsep Fides Quaerens Intellectum (Iman Mencari Pengertian)

Salah satu konsep paling berpengaruh yang diperkenalkan Anselmus adalah fides quaerens intellectum—“iman mencari pengertian.” Konsep ini menekankan bahwa iman bukanlah sesuatu yang datang tanpa dasar pemahaman, melainkan iman yang mendorong pencarian dan pemahaman yang lebih dalam terhadap kebenaran. Anselmus meyakini bahwa orang Kristen tidak hanya harus mempercayai Tuhan, tetapi juga berusaha memahami-Nya melalui pencarian intelektual yang rasional.

Halaman Selanjutnya
img_title