Seneca dan Makna Keutamaan: Kebaikan Sejati dalam Hidup Manusia
- Image Creator Bing/Handoko
Jakarta, 22 April 2025 – "Keutamaan adalah satu-satunya kebaikan sejati; segalanya hanya tambahan," demikian pernyataan tajam namun mendalam dari Lucius Annaeus Seneca, seorang filsuf Stoik asal Romawi yang hingga hari ini masih relevan dalam membentuk pandangan hidup manusia modern. Dalam dunia yang kerap mengukur keberhasilan dari materi, kekuasaan, dan popularitas, Seneca menantang kita untuk kembali pada nilai-nilai mendasar: keutamaan.
Apa yang Dimaksud dengan Keutamaan?
Dalam filsafat Stoik, keutamaan (virtue) adalah kondisi batin yang menjunjung tinggi nilai moral, logika, dan pengendalian diri. Keutamaan bukanlah sesuatu yang tergantung pada keberuntungan atau kondisi luar. Seneca, bersama tokoh Stoik lainnya seperti Epictetus dan Marcus Aurelius, percaya bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada apa yang kita miliki, melainkan pada siapa kita dan bagaimana kita bertindak.
Keutamaan adalah sikap adil dalam menghadapi ketidakadilan, keteguhan dalam menghadapi cobaan, kesabaran dalam menghadapi ketidaktahuan, dan kebijaksanaan dalam menghadapi pilihan.
Kekayaan, Jabatan, dan Popularitas Hanya Tambahan
Seneca hidup dalam kemewahan sebagai penasihat kekaisaran, namun ia tahu bahwa kekayaan bisa hilang kapan saja. Dalam esainya yang terkenal, On the Shortness of Life, ia menulis bahwa waktu adalah satu-satunya harta yang benar-benar kita miliki, dan keutamaan adalah cara terbaik untuk menggunakannya.
Di tengah budaya kontemporer yang menghargai pencapaian eksternal, kutipan Seneca ini mengajak kita untuk merefleksikan ulang apa arti "sukses." Apakah rumah besar, gelar tinggi, dan pengikut media sosial bisa memberi kita ketenangan batin? Ataukah yang benar-benar membuat kita puas adalah menjadi pribadi yang jujur, berani, dan bijak?