Dari Marcus Aurelius ke Ryan Holiday: Bagaimana Stoikisme Bertahan dan Bertransformasi di Era Modern
- Cuplikan Layar Youtube
Dari Zaman Romawi ke Era Digital: Mengapa Stoikisme Masih Relevan?
Jika kita melihat kehidupan modern, banyak tantangan yang sebenarnya mirip dengan apa yang dihadapi oleh Marcus Aurelius. Kita mungkin tidak hidup di medan perang seperti para tentara Romawi, tetapi kita menghadapi tekanan kerja, ekspektasi sosial, dan ketidakpastian ekonomi yang bisa membuat stres.
Teknologi dan media sosial juga membawa tantangan baru. Kini, kita hidup di era informasi yang berlebihan, di mana setiap orang bisa dengan mudah membandingkan hidupnya dengan orang lain. Kita melihat kesuksesan orang lain di Instagram, membaca berita yang membuat cemas, dan sering kali merasa tidak cukup baik.
Inilah sebabnya Stoikisme kembali populer. Filosofi ini mengajarkan kita untuk tidak terlalu terpengaruh oleh hal-hal yang berada di luar kendali kita. Apakah orang lain lebih sukses? Itu bukan urusan kita. Apakah ekonomi sedang tidak stabil? Kita hanya bisa mengendalikan bagaimana kita meresponsnya.
Ryan Holiday dan Kebangkitan Stoikisme di Abad ke-21
Nama Ryan Holiday mungkin tidak setenar Marcus Aurelius, tetapi ia telah memainkan peran besar dalam memperkenalkan Stoikisme kepada dunia modern. Melalui buku-bukunya seperti The Obstacle Is the Way, Ego Is the Enemy, dan Stillness Is the Key, Holiday telah membuktikan bahwa ajaran Stoik masih bisa diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan.
Sebagai mantan direktur pemasaran di American Apparel, Holiday pernah berada di dunia yang penuh dengan ego, tekanan bisnis, dan ambisi yang sering kali tidak terkendali. Namun, ia merasa bahwa banyak orang sukses justru tidak bahagia. Dalam pencariannya akan kebijaksanaan, ia menemukan Stoikisme dan mulai menerapkannya dalam hidupnya sendiri.