Socrates di Era Digital: Bisakah Filsuf Kuno Ini Menjawab Tantangan Etika di Media Sosial dan Teknologi?

Socrates
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Bayangkan Socrates, filsuf Yunani kuno yang hidup 2.400 tahun lalu, tiba-tiba muncul di era digital. Bagaimana reaksinya melihat kita menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial, berdebat di Twitter, atau tergantung pada AI seperti ChatGPT? Meski terlihat mustahil, pemikiran Socrates tentang etika justru bisa menjadi jawaban atas tantangan moral yang kita hadapi di era digital. Lalu, bagaimana prinsip-prinsip etika Socrates bisa diterapkan dalam konteks teknologi dan media sosial? Mari kita telusuri bersama!

Metode Socrates: Jurus Kuno yang Membuat Pelajar Zaman Now Makin Kritis dan Kreatif

Socrates dan Dasar-Dasar Etika
Socrates dikenal sebagai bapak filsafat Barat, dan salah satu kontribusi terbesarnya adalah pemikiran tentang etika. Bagi Socrates, hidup yang baik adalah hidup yang dijalani dengan kebajikan (virtue) dan kebijaksanaan. Dia percaya bahwa kebajikan adalah pengetahuan, dan kejahatan muncul dari ketidaktahuan. Dengan kata lain, jika seseorang benar-benar tahu apa yang baik, dia akan secara alami melakukan hal yang baik.

Socrates juga terkenal dengan metode dialektikanya, yaitu serangkaian pertanyaan yang dirancang untuk menggali pemahaman yang lebih dalam. Misalnya, jika seseorang berkata, “Keadilan adalah memberikan hak yang sama kepada semua orang,” Socrates mungkin akan bertanya, “Apa yang dimaksud dengan hak yang sama? Apakah semua orang memang membutuhkan hal yang sama?” Pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya menguji pemahaman, tetapi juga mendorong refleksi diri.

Etika Socrates: Ajaran Filsuf Yunani yang Membimbing Kita Menuju Hidup yang Lebih Bermakna

Prinsip-prinsip ini mungkin terdengar abstrak, tetapi sebenarnya sangat relevan dengan tantangan etika di era digital. Di dunia yang dipenuhi informasi, opini, dan teknologi yang berkembang pesat, kita sering kali dihadapkan pada dilema moral yang kompleks. Di sinilah pemikiran Socrates bisa menjadi panduan.

Tantangan Etika di Era Digital
Era digital membawa banyak kemudahan, tetapi juga tantangan etika yang belum pernah kita hadapi sebelumnya. Misalnya, media sosial telah menjadi ruang di mana informasi menyebar dengan cepat, tetapi sering kali tanpa verifikasi. Hoaks, ujaran kebencian, dan cyberbullying adalah masalah yang semakin marak.

Socrates: Filsuf yang Mengubah Dunia dengan Pertanyaan, Bukan Jawaban

Selain itu, kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) dan big data juga menimbulkan pertanyaan etis. Bagaimana kita memastikan bahwa AI digunakan untuk kebaikan, bukan untuk manipulasi? Siapa yang bertanggung jawab jika algoritma membuat keputusan yang merugikan?

Di tengah semua ini, kita sering kali terjebak dalam kebiasaan buruk, seperti mengonsumsi informasi tanpa berpikir kritis atau mengabaikan privasi orang lain. Di sinilah prinsip-prinsip Socrates bisa menjadi penyeimbang.

Halaman Selanjutnya
img_title