Plato dan Makna Kebijaksanaan Sejati: Pelajaran Berharga di Era Informasi yang Serba Cepat
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Dalam dunia yang dipenuhi dengan arus informasi tanpa henti, kutipan terkenal dari filsuf Yunani kuno, Plato, masih bergema kuat: "Kebijaksanaan sejati datang kepada kita masing-masing saat kita menyadari betapa sedikitnya kita tahu tentang kehidupan, diri kita sendiri, dan dunia di sekitar kita." Pernyataan ini mengandung pelajaran penting tentang kesadaran diri, kerendahan hati, dan sikap terbuka dalam menghadapi kompleksitas kehidupan modern.
Mengenal Plato dan Warisan Filsafatnya
Plato (427-347 SM) adalah murid dari Socrates dan guru dari Aristoteles, yang karya-karyanya membentuk fondasi pemikiran filsafat Barat. Melalui dialog-dialognya, Plato mengeksplorasi berbagai topik, mulai dari etika, politik, hingga epistemologi. Salah satu ide utamanya adalah tentang kebijaksanaan sejati, yang bukan sekadar akumulasi pengetahuan, melainkan pemahaman mendalam tentang batasan dan keterbatasan diri sendiri.
Kesadaran Akan Keterbatasan: Kunci Menuju Kebijaksanaan
Dalam era digital saat ini, di mana informasi dapat diakses dengan mudah melalui ponsel pintar, muncul tantangan baru: ilusi pengetahuan. Banyak orang merasa "tahu segalanya" hanya karena mereka memiliki akses cepat ke data dan fakta. Namun, sebagaimana Plato ajarkan, memiliki informasi bukan berarti memiliki kebijaksanaan.
Kesadaran akan keterbatasan pengetahuan justru membuka pintu untuk belajar lebih dalam. Ini mendorong sikap kritis, reflektif, dan rendah hati. Alih-alih menganggap diri sudah tahu segalanya, kita diajak untuk terus bertanya, mengeksplorasi, dan memahami dunia dengan sudut pandang yang lebih luas.
Relevansi di Era Informasi yang Serba Cepat