Protagoras hingga Gorgias: Bagaimana Kaum Sofis Menginspirasi Manipulasi di Zaman Modern
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Sejarah Yunani Kuno menyimpan jejak penting tentang kemunculan kaum Sofis, sekelompok intelektual yang menguasai seni berbicara dan berargumen. Tokoh-tokoh seperti Protagoras dan Gorgias dikenal sebagai pengajar yang memiliki kemampuan luar biasa dalam seni retorika. Namun, di balik pengaruhnya yang besar terhadap dunia pendidikan dan politik, kaum Sofis sering dikritik karena dianggap mengajarkan seni manipulasi, bukan kebenaran. Yang menarik, jejak kaum Sofis ini masih dapat ditemukan dalam berbagai praktik di zaman modern, khususnya dalam dunia politik, media, dan bisnis.
Bagaimana kaum Sofis memengaruhi cara manusia berkomunikasi? Mengapa metode mereka sering dianggap manipulatif? Dan bagaimana praktik ini relevan dengan kehidupan saat ini?
Kaum Sofis: Penguasa Seni Retorika
Kaum Sofis pertama kali muncul di Yunani Kuno pada abad ke-5 SM. Mereka adalah pengajar keliling yang menawarkan pendidikan dalam seni retorika, filsafat, dan logika dengan bayaran tinggi. Protagoras, salah satu tokoh terkemuka, terkenal dengan pandangannya bahwa "manusia adalah ukuran segala sesuatu," yang mencerminkan relativisme moral dan kebenaran subjektif.
Di sisi lain, Gorgias, yang dikenal sebagai seorang orator ulung, mengajarkan bahwa bahasa memiliki kekuatan untuk memengaruhi pikiran dan perasaan manusia. Dalam pandangan Gorgias, retorika adalah alat yang sangat kuat, bahkan lebih kuat daripada kebenaran itu sendiri.
Bagi kaum Sofis, kebenaran adalah sesuatu yang relatif, tergantung pada siapa yang menyampaikan dan bagaimana cara menyampaikannya. Pendekatan ini membuat mereka sering dianggap sebagai pengajar manipulasi daripada kebijaksanaan.
Manipulasi di Balik Retorika Kaum Sofis