Arkeolog Temukan Labirin Bawah Tanah Suku Inca, Bukti bahwa Rumor Berabad-abad Lalu itu Benar

Labirin Suku Inca di Cusco
Sumber :
  • Instagram/cuscojourneys

Malang, WISATA – Kuil Matahari Suku Inca di Cusco telah lama menjadi permata visual dan budaya kekaisaran kuno. Namun, masih ada lagi yang bisa dikagumi di bawah tanah. 

Penelitian Genetik Mengungkap Pengorbanan Keluarga di Makam Moche Berusia 1.500 Tahun di Peru

Baru-baru ini, para arkeolog mengonfirmasi rumor yang sudah lama beredar, yaitu keberadaan labirin terowongan bawah tanah yang memanjang keluar dari kuil, terkadang panjangnya lebih dari satu mil.

Pertama kali disinggung dalam teks sejarah yang berasal dari abad ke-16, para peneliti bertanya-tanya apakah labirin ini yang dikenal sebagai chincana, benar-benar ada. Ternyata, memang benar.

Arkeolog Temukan Ruang Singgasana Bergambar Wanita Perkasa untuk Pemimpin Perempuan Moche di Peru

Arkeolog Jorge Calero Flores mengumumkan temuan tersebut dalam sebuah konferensi pers dan mengatakan tim peneliti menemukan cabang utama yang menghubungkan kuil dengan benteng Sacsahuaman, yang jaraknya hanya sekitar satu mil. Sistem ini terdiri dari tiga cabang yang lebih kecil, satu di dekat Gereja San Cristóbal, satu lagi ke area dekat benteng dan yang ketiga ke area yang dikenal sebagai Callispuquio.

Asosiasi Arkeolog Peru mengatakan bahwa terowongan tersebut dibuat oleh suku Inca. Mereka pertama-tama menggali parit, lalu menopangnya dengan dinding batu dan langit-langit balok berukir. Calero Flores mengatakan bahwa sistem terowongan tersebut lebarnya sekitar 8,5 kaki dan tingginya 5,2 kaki. "Kami menduga bahwa suku Inca mungkin telah dibawa dengan tandu melalui sana," katanya seperti dilansir dari Popular Mechanics.

Para Arkeolog Temukan Kerangka Anak-anak Inca Berusia 500 Tahun yang Menunjukkan Bukti Cacar di Peru

Jalan menuju penemuan labirin kuno ini dimulai dengan teks-teks Jesuit dari abad ke-16. Seorang Jesuit Spanyol anonim menulis tentang sebuah terowongan pada tahun 1594 yang menghubungkan rumah uskup dengan Katedral Cusco, menyinggung fakta bahwa terowongan tersebut berasal dari Kuil Matahari. 

Sebuah dokumen selanjutnya dari penulis sejarah Anello de Oliva juga membahas beberapa lorong bawah tanah di kota tersebut. Teks-teks tersebut mencatat bahwa, selama pembangunan di area tersebut, para pekerja memastikan bahwa mereka tidak mengganggu jaringan terowongan yang dimulai di sebuah gua di benteng. 

Sebelum menyelidiki tanah, tim menggunakan prospeksi akustik untuk menemukan area berongga. Data tersebut memberi mereka pemahaman yang lebih baik tentang di mana menggunakan radar penembus tanah untuk membuat peta chincana yang lebih spesifik.

Para peneliti meyakini bahwa sistem terowongan tersebut merupakan representasi bawah tanah dari jaringan jalan di atas tanah kota kuno Inca, Cusco. Terletak sekitar 130 mil dari Machu Picchu, Cusco dulunya merupakan pusat yang berkembang pesat bagi Kekaisaran Inca. Kini, tempat ini menjadi tempat wisata populer dan keajaiban arkeologi