Niccolò Machiavelli: “Kebijakan yang Baik Berasal dari Hukum yang Baik dan Senjata yang Kuat”
- Image Creator/Handoko
Namun, hukum yang baik tidak akan efektif tanpa dukungan dari institusi yang kuat. Misalnya, Indonesia telah melakukan berbagai reformasi hukum, tetapi tantangan seperti korupsi dan lemahnya penegakan hukum sering kali menghambat efektivitas kebijakan. Hal ini menegaskan pentingnya keseimbangan antara pembuatan hukum yang baik dan mekanisme untuk menegakkannya.
Kekuatan Militer sebagai Pelindung Kedaulatan
Kekuatan militer adalah instrumen utama dalam menjaga kedaulatan negara. Dalam pandangan Machiavelli, negara yang tidak memiliki kekuatan militer yang kuat akan mudah menjadi korban invasi atau pemberontakan.
Di dunia modern, kekuatan militer tidak hanya berarti jumlah tentara atau persenjataan, tetapi juga mencakup kemampuan teknologi, seperti keamanan siber dan intelijen. Contohnya, negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan China tidak hanya memiliki angkatan bersenjata yang besar tetapi juga menginvestasikan sumber daya besar dalam teknologi militer mutakhir.
Namun, kekuatan militer juga harus digunakan secara bijaksana. Sejarah menunjukkan bahwa militerisasi tanpa batas dapat memicu konflik internasional dan memperburuk ketegangan global. Oleh karena itu, kekuatan militer yang ideal adalah yang mampu melindungi negara tanpa melanggar prinsip-prinsip hukum internasional.
Konteks Indonesia: Hukum dan Kekuatan Militer
Pernyataan Machiavelli ini sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini. Sebagai negara demokrasi dengan populasi besar, Indonesia menghadapi tantangan dalam menciptakan hukum yang adil dan memperkuat pertahanan nasional.