René Descartes: Pemikir di Balik Metode Ilmiah dan Filsafat Modern

René Descartes:
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

  1. Meragukan Segalanya
    Descartes menyarankan untuk meragukan semua pengetahuan yang diperoleh melalui indra karena indra sering kali menipu.
  2. Mencari Kepastian Dasar
    Dari keraguan tersebut, ia menemukan satu kepastian: "Cogito, Ergo Sum" atau "Aku berpikir, maka aku ada". Kesadaran untuk berpikir adalah bukti keberadaan dirinya sendiri.
  3. Membangun Kembali Pengetahuan
    Setelah menemukan dasar yang pasti, ia membangun kembali struktur pengetahuan berdasarkan rasionalitas dan bukti logis.
Jules Evans: “Kebijaksanaan Kuno adalah Cahaya yang Tidak Pernah Padam di Zaman Modern”

Metode ini menjadi dasar bagi pendekatan ilmiah modern, yang menekankan pada skeptisisme, eksperimen, dan analisis untuk menemukan kebenaran.

Kontribusi pada Filsafat Modern

Berhenti Mengejar Pengakuan: Pesan Stoik Massimo Pigliucci tentang Kebebasan Sejati

Pemikiran Descartes menandai transisi dari filsafat abad pertengahan yang berfokus pada doktrin agama ke filsafat modern yang berbasis rasionalisme. Berikut adalah beberapa kontribusinya yang signifikan:

  1. Dualisme Pikiran dan Tubuh
    Dalam Meditations, Descartes memperkenalkan konsep dualisme, yang membedakan antara pikiran (substansi non-materi) dan tubuh (substansi materi). Gagasan ini membuka jalan bagi diskusi mendalam tentang kesadaran dan hubungan antara otak dan pikiran dalam filsafat dan sains.
  2. Fondasi Rasionalisme
    Descartes percaya bahwa akal budi adalah alat utama untuk memahami dunia. Ia menolak dogma yang tidak berdasarkan alasan atau bukti logis.
  3. Mendorong Kebebasan Berpikir
    Dengan pendekatannya yang kritis, Descartes menginspirasi para pemikir untuk menantang otoritas tradisional dan mengeksplorasi ide-ide baru.

Dampak terhadap Metode Ilmiah Modern

Jules Evans: “Belajar dari Kegagalan adalah Bagian dari Jalan Menuju Keunggulan Pribadi”

Descartes juga memberikan kontribusi besar pada perkembangan metode ilmiah, terutama dalam matematika dan fisika. Dalam karyanya Discourse on the Method (1637), ia menjelaskan bagaimana prinsip-prinsip matematis dapat digunakan untuk memahami fenomena alam.

Halaman Selanjutnya
img_title