Mengapa Ajaran Immanuel Kant Masih Relevan di Era Modern?
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Immanuel Kant, seorang filsuf besar abad ke-18, telah meninggalkan warisan pemikiran yang hingga kini terus berpengaruh di berbagai bidang, mulai dari filsafat, etika, hingga politik dan hukum. Lahir di Königsberg (sekarang Kaliningrad, Rusia) pada 1724, karya-karya Kant, khususnya Critique of Pure Reason (Kritik atas Akal Murni) dan Groundwork of the Metaphysics of Morals (Dasar-dasar Metafisika Moral), tetap menjadi rujukan utama dalam mempelajari etika dan epistemologi. Namun, mengapa ajaran Kant tetap relevan hingga kini? Artikel ini akan membahas berbagai alasan mengapa pemikiran Kant masih berpengaruh dan aplikatif di era modern ini.
Relevansi Epistemologi Kant: Pemahaman Pengetahuan yang Kritis
Di bidang epistemologi, Kant dikenal dengan teorinya yang disebut transendental idealisme, yang menekankan bahwa pengetahuan tidak hanya berasal dari pengalaman indrawi, tetapi juga diproses oleh pikiran. Menurut Kant, kita tidak hanya menerima data dari dunia luar, tetapi juga menyusun dan memahaminya berdasarkan struktur mental yang kita miliki. Pemikiran ini sangat relevan dalam dunia modern di mana pemahaman kita tentang teknologi dan data sering kali melibatkan pemrosesan informasi yang kompleks. Di tengah era informasi dan big data, penting untuk memahami bahwa kenyataan tidak hanya dilihat dari sisi objektifnya, tetapi juga ditafsirkan dan disusun oleh subjek yang melihatnya.
Kantianisme dalam Etika: Prinsip Moral yang Universal
Dalam bidang etika, Kant memperkenalkan konsep imperatif kategoris yang menjadi pusat pemikirannya. Prinsip ini menegaskan bahwa moralitas tidak hanya bergantung pada hasil tindakan, tetapi pada niat dan kewajiban moral itu sendiri. Kant berpendapat bahwa tindakan yang benar secara moral harus dapat dijadikan hukum universal, berlaku untuk semua orang di semua waktu dan tempat. Ini adalah jawaban atas dilema etika dalam dunia modern di mana sering kali kita dihadapkan pada pilihan sulit yang melibatkan pertimbangan moral.
Di era digital dan globalisasi, etika Kantian membantu kita untuk mempertimbangkan tindakan berdasarkan prinsip moral, bukan hanya berdasarkan keuntungan pribadi atau hasil jangka pendek. Misalnya, dalam penggunaan data pribadi oleh perusahaan teknologi, prinsip imperatif kategoris menuntut agar data tersebut tidak digunakan secara tidak etis dan harus dihormati privasinya, sebagai aturan yang harus berlaku untuk semua pihak.
Kant dan Hak Asasi Manusia: Landasan Filosofis yang Kuat