Kebangkitan Stoikisme: Filosofi Kuno yang Menjawab Tantangan Era Digital
- Image Creator Bing/Handoko
Jakarta, WISATA - Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, filosofi kuno Stoikisme kembali menjadi sorotan. Dipopulerkan oleh tokoh-tokoh seperti Ryan Holiday, Massimo Pigliucci, dan Donald Robertson, Stoikisme menjadi panduan bagi individu untuk menghadapi tantangan hidup dengan ketenangan, pengendalian diri, dan fokus pada hal-hal yang dapat dikendalikan.
Stoikisme, yang pertama kali diperkenalkan oleh Zeno dari Citium pada abad ke-3 SM, menekankan pentingnya hidup sesuai dengan kebajikan dan menerima segala hal yang berada di luar kendali kita. Prinsip-prinsip ini relevan dengan tantangan dunia modern, termasuk tekanan pekerjaan, gangguan media sosial, dan kecemasan akan masa depan.
Ryan Holiday: Inspirator Modern Stoikisme
Ryan Holiday adalah salah satu figur utama dalam kebangkitan Stoikisme. Penulis buku laris seperti The Obstacle Is the Way dan Ego Is the Enemy ini mengadaptasi Stoikisme untuk membantu pembaca menghadapi tantangan hidup sehari-hari.
- The Obstacle Is the Way mengajarkan bagaimana mengubah tantangan menjadi peluang. Holiday menggunakan kisah-kisah nyata dari tokoh sejarah seperti Marcus Aurelius untuk menunjukkan bahwa setiap hambatan adalah kesempatan untuk belajar.
- Ego Is the Enemy membahas pentingnya kerendahan hati dan introspeksi, menekankan bahwa kesuksesan sejati tidak terletak pada pencapaian material tetapi pada karakter.
- Stillness Is the Key menawarkan cara untuk menemukan kedamaian di tengah kekacauan dunia, menggabungkan ajaran Stoikisme dengan filosofi lain.
- The Daily Stoic, bersama Stephen Hanselman, menyediakan 366 renungan Stoik harian, menjadikannya panduan praktis untuk menjalani hidup yang seimbang.
Massimo Pigliucci: Pendekatan Ilmiah pada Stoikisme
Massimo Pigliucci, seorang profesor filsafat, membawa Stoikisme ke pembaca modern melalui perspektif yang rasional dan ilmiah. Dalam bukunya How to Be a Stoic, ia mengajarkan bagaimana ajaran Epictetus dan Marcus Aurelius dapat diterapkan untuk membuat keputusan yang bijaksana.