Kebahagiaan Bukan Sekadar Mendapatkan Apa yang Diinginkan: Belajar Bersyukur ala Marcus Aurelius

Marcus Aurelius Tokoh Populer Stoicism
Sumber :
  • Image Creator bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Sering kali kita merasa bahwa kebahagiaan adalah ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan—entah itu pekerjaan impian, rumah besar, atau pasangan yang ideal. Namun, filsuf Romawi Marcus Aurelius menekankan bahwa kebahagiaan sejati justru datang dari kemampuan untuk mensyukuri apa yang sudah kita miliki, bukan dari selalu menginginkan lebih.

Massimo Pigliucci dan Stoikisme Ilmiah: Menghidupkan Filosofi Kuno di Era Rasional Modern

Ungkapan Marcus ini mengajak kita untuk melihat kebahagiaan dengan cara yang berbeda. Tidak selalu dari apa yang kita capai atau dapatkan, tetapi dari rasa cukup yang kita miliki di dalam diri. Artikel ini akan mengeksplorasi filosofi ini dan bagaimana rasa syukur bisa menjadi kunci kebahagiaan.

Filosofi Marcus Aurelius tentang Kebahagiaan Sejati
Marcus Aurelius adalah salah satu tokoh penting dalam filosofi Stoikisme. Baginya, kebahagiaan sejati tidak bergantung pada pencapaian atau kepemilikan. Sebaliknya, kebahagiaan datang ketika kita bisa menerima hidup apa adanya. Rasa cukup dan syukur adalah dasar dari filosofi ini, yang mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri, bukan dari luar.

Menghidupkan Filosofi Abadi: Ryan Holiday dan Kebangkitan Stoikisme di Era Modern

Kebutuhan vs. Keinginan: Kunci untuk Hidup Bahagia
Salah satu cara untuk memahami kebahagiaan ala Marcus adalah dengan memisahkan antara kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan adalah hal-hal yang memang harus kita penuhi untuk hidup, sementara keinginan adalah dorongan tambahan yang tidak selalu esensial. Marcus mengajarkan bahwa hidup bahagia bisa dicapai dengan fokus pada kebutuhan dan tidak terobsesi pada keinginan yang terus berkembang.

Dampak Keinginan Berlebihan pada Kesehatan Mental
Di zaman sekarang, kita sering kali merasa tidak cukup dan terus mencari lebih. Hal ini kerap menimbulkan stres, kecemasan, dan rasa tidak puas yang berlebihan. Menurut Marcus, semakin kita ingin banyak hal, semakin jauh kita dari kebahagiaan sejati. Kebahagiaan bukan tentang berapa banyak yang kita miliki, tetapi tentang merasa cukup dengan yang ada.

“Kebahagiaan Bukan di Dunia Luar, tapi di Dalam Diri” - Tolstoy Tentang Kebahagiaan

Mengapa Bersyukur Adalah Kunci Kebahagiaan
Dalam Stoikisme, rasa syukur memainkan peran penting. Dengan bersyukur, kita belajar untuk menghargai hal-hal kecil dalam hidup dan tidak selalu fokus pada apa yang belum kita dapatkan. Marcus menyarankan agar kita memulai hari dengan mengingat hal-hal yang membuat kita bersyukur, karena dengan cara ini kita akan merasa lebih tenang dan bahagia.

Cara Praktis untuk Menerapkan Filosofi Bersyukur dalam Hidup Sehari-hari
Ada beberapa langkah yang bisa kita coba untuk menerapkan filosofi Marcus dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

Halaman Selanjutnya
img_title