Mengapa Ketenangan Lebih Berharga dari Segala Harta Duniawi

Seneca Filsuf Stoicisme
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Jakarta, WISATA - Di dunia yang serba cepat ini, keinginan untuk mengejar harta dan status sering kali menjadi motivasi utama banyak orang. Namun, filsuf Romawi terkenal, Seneca, menyatakan bahwa harta sejati bukanlah materi atau kekayaan yang bisa kita kumpulkan, melainkan ketenangan batin. Sebuah konsep yang mungkin terdengar sederhana, tetapi penuh makna mendalam.

9 Kutipan Stoikisme tentang Kebahagiaan dan Keadilan yang Menantang Pandangan Tentang Hidup

Seneca, melalui filsafat Stoikismenya, mengajak kita untuk mempertimbangkan kembali apa arti dari "harta" yang sebenarnya. Ketenangan, bagi Seneca, adalah sesuatu yang tak ternilai harganya. Artikel ini akan membahas bagaimana ketenangan batin bisa menjadi harta sejati yang melampaui nilai uang dan materi.

Apa yang Dimaksud dengan Ketenangan Batin Menurut Seneca?
Seneca menggambarkan ketenangan batin sebagai keadaan di mana seseorang bisa hidup tanpa terganggu oleh ambisi yang berlebihan atau kekhawatiran yang berlarut-larut. Ketenangan ini tidak didapat dengan cara memiliki lebih banyak, melainkan dengan cara menerima dan menyederhanakan apa yang ada.

Kebahagiaan Bukan Sekadar Mendapatkan Apa yang Diinginkan: Belajar Bersyukur ala Marcus Aurelius

Harta Duniawi vs. Ketenangan Batin
Pada umumnya, kita sering kali mengaitkan harta dengan uang, kekuasaan, atau benda-benda berharga lainnya. Namun, Seneca mengingatkan kita bahwa harta ini bersifat sementara dan bisa hilang kapan saja. Sebaliknya, ketenangan batin adalah sesuatu yang tidak bisa diambil dari kita dan akan selalu ada selama kita menjaganya. Seneca percaya bahwa ketenangan adalah harta sejati karena ia tidak akan terkikis oleh waktu atau kejadian eksternal.

Tantangan di Era Modern dalam Mencari Ketenangan
Kita hidup di era yang penuh dengan distraksi, mulai dari media sosial, pekerjaan, hingga keinginan untuk selalu berada di posisi teratas. Semua ini membuat banyak orang merasa cemas dan kurang tenang. Tidak sedikit yang merasa bahwa kebahagiaan hanya bisa dicapai melalui kesuksesan material. Namun, kenyataannya, semakin banyak orang yang terjebak dalam stres karena obsesi terhadap hal-hal duniawi.

JOMO, Etnaprana, dan Stoikisme: Cara Menjaga Keseimbangan Hidup di Dunia yang Serba Cepat

Bagaimana Stoikisme Menawarkan Jalan untuk Mencapai Ketenangan Batin?
Dalam Stoikisme, ketenangan dicapai melalui pengendalian diri dan sikap menerima segala sesuatu apa adanya. Seneca mengajarkan bahwa kita harus berhenti mengejar hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan dan fokus pada hal-hal yang ada di dalam diri kita, seperti pikiran, emosi, dan reaksi kita. Dengan berfokus pada aspek-aspek ini, kita bisa mencapai kedamaian yang sebenarnya.

Praktik Harian untuk Menjaga Ketenangan Batin ala Stoikisme
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan setiap hari untuk menjaga ketenangan, antara lain:

  • Meditasi dan Refleksi Diri: Luangkan waktu untuk merenung dan mengevaluasi pikiran serta perasaan kita.
  • Mengurangi Konsumsi Berlebihan: Dengan mengurangi keinginan untuk memiliki lebih banyak, kita bisa lebih fokus pada apa yang sudah kita miliki.
  • Menerima Ketidaksempurnaan: Dalam hidup, tidak semuanya akan berjalan sesuai rencana, dan itu tidak apa-apa.
  • Berlatih Bersyukur: Ketika kita fokus pada hal-hal yang membuat kita bersyukur, kita cenderung merasa lebih tenang.

Ketenangan sebagai Investasi Jangka Panjang
Sama seperti harta, ketenangan batin juga perlu dijaga dan diusahakan. Dalam jangka panjang, ketenangan yang kita capai hari ini akan memberikan dampak besar pada kesehatan mental dan kebahagiaan kita. Ketenangan ini adalah investasi yang tidak bisa diukur dengan uang, tetapi sangat berharga untuk kualitas hidup yang lebih baik.

Seneca benar ketika mengatakan bahwa ketenangan adalah harta sejati. Di tengah hiruk-pikuk dunia modern yang selalu meminta kita untuk lebih, lebih, dan lebih, ketenangan batin menawarkan jalan yang berbeda, sebuah jalan yang memungkinkan kita untuk hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan yang sejati.