Cara Menemukan Kebahagiaan Sejati, Kata Al-Ghazali: Tak Perlu Mencari di Luar, Semua Ada di Dalam Diri

Jakarta, WISATA - Kebahagiaan adalah hal yang sering kita cari, tetapi seringkali sulit ditemukan. Banyak orang mencari kebahagiaan di luar dirinya, seperti dengan memiliki lebih banyak uang, popularitas, atau barang-barang mewah. Namun, seorang tokoh besar dalam dunia filsafat Islam, Al-Ghazali, mengajarkan sesuatu yang sangat mendalam dan bisa mengubah pandangan kita tentang kebahagiaan. Menurutnya, kebahagiaan sejati tidak ditemukan di luar, melainkan di dalam diri kita sendiri.

Apa Kata Al-Ghazali Tentang Kebahagiaan?

Al-Ghazali, seorang ulama dan filsuf besar dari Persia, mengatakan bahwa kebahagiaan sejati justru datang ketika kita memahami diri kita dengan baik. Dalam pandangannya, hidup ini bukan hanya tentang apa yang kita miliki atau capai, tetapi bagaimana kita bisa menghubungkan diri dengan Tuhan dan memahami makna hidup itu sendiri.

Menurut Al-Ghazali, manusia itu punya dua bagian: tubuh dan jiwa. Kebahagiaan sejati, menurutnya, bisa tercapai ketika seseorang mampu menjaga keseimbangan antara keduanya. Tubuh membutuhkan kepuasan fisik, seperti makan dan tidur yang cukup, sementara jiwa mencari kedamaian melalui pemahaman spiritual dan kedekatan dengan Tuhan.

Namun, yang paling penting adalah mengenal diri sendiri. Al-Ghazali percaya bahwa ketika kita benar-benar mengenal diri kita, kita akan bisa menemukan kebahagiaan yang sejati, bukan dari apa yang ada di luar sana. Seperti yang dia katakan, “Siapa saja yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.”

Statistik Kebahagiaan di Indonesia

Nah, bagaimana dengan kebahagiaan di Indonesia? Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kebahagiaan masyarakat Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021, Indeks Kebahagiaan Indonesia mencapai 71,49, meningkat dari 70,69 pada tahun 2017. Ini menunjukkan bahwa meskipun kita hidup di negara yang penuh tantangan, kebahagiaan tetap bisa dicapai asalkan kita bisa menemukan kedamaian dalam diri.

Halaman Selanjutnya

Namun, yang menarik adalah bagaimana kebahagiaan itu dirasakan oleh berbagai kalangan. Misalnya, provinsi seperti Maluku Utara dan Kalimantan Utara menunjukkan angka kebahagiaan yang lebih tinggi, meskipun mungkin tidak memiliki tingkat kemajuan ekonomi yang sama dengan kota-kota besar seperti Jakarta atau Surabaya. Ini membuktikan bahwa kebahagiaan itu tidak hanya tergantung pada uang atau status sosial, tetapi lebih pada bagaimana kita merasakan kehidupan kita.