Etika dan Kebajikan Plato: Apakah Kejahatan Benar-Benar Hanya Buah Ketidaktahuan?
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Dalam dunia filsafat, Plato dikenal sebagai salah satu pemikir terbesar yang pernah ada. Salah satu teori yang paling mempengaruhi diskursus etika hingga hari ini adalah pandangannya bahwa kejahatan tidak pernah dilakukan dengan sengaja, melainkan karena ketidaktahuan. "Kejahatan adalah buah ketidaktahuan," begitulah Plato menyampaikan inti dari konsep moralitasnya. Namun, apakah pemikiran ini masih relevan di zaman modern?
Dasar Pemikiran Plato
Plato adalah murid dari Socrates, filsuf yang mengajarkan bahwa pengetahuan dan kebajikan adalah hal yang tidak dapat dipisahkan. Dalam dialog-dialog seperti Meno dan Protagoras, Plato menjelaskan bahwa orang tidak akan dengan sengaja melakukan kejahatan jika mereka mengetahui apa itu kebajikan. Sebaliknya, semua tindakan jahat terjadi karena kurangnya pengetahuan. Misalnya, seorang pencuri mungkin berpikir bahwa mencuri akan membahagiakan dirinya, tetapi ia sesungguhnya tidak memahami kebahagiaan sejati.
Kritik dan Relevansi
Pandangan ini menuai banyak kritik, terutama di era modern di mana kejahatan tampaknya sering dilakukan dengan sadar dan perhitungan. Apakah benar bahwa semua kejahatan disebabkan oleh ketidaktahuan? Para kritikus berpendapat bahwa konsep ini tidak mencakup kompleksitas motif manusia, seperti keserakahan atau nafsu kekuasaan.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa di balik tindakan jahat sekalipun, ada ketidaktahuan tentang kebahagiaan sejati dan konsekuensi moral yang sebenarnya. Misalnya, seorang koruptor yang mencuri dana negara mungkin tidak memahami dampak destruktif dari tindakannya terhadap masyarakat luas.
Etika di Dunia Modern