Aristoteles dan Jalan Tengah: Kunci Hidup Seimbang yang Banyak Orang Abaikan

Aristoteles di Tengah Murid-muridnya (ilustrasi)
Sumber :
  • Handoko/Istimewa

Jakarta, WISATA - Dalam kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, banyak dari kita mencari cara untuk menemukan keseimbangan. Baik dalam pekerjaan, hubungan, maupun tujuan hidup, mencari jalan tengah menjadi semakin sulit. Namun, filsuf Yunani kuno, Aristoteles, telah lama memberikan solusi atas dilema ini melalui konsep jalan tengah atau mesotes. Aristoteles percaya bahwa keseimbangan adalah kunci untuk mencapai kehidupan yang baik dan bahagia.

Pandangan Etika Plato: Apakah Kejahatan Hanya Tindakan Orang yang Tidak Tahu?

Apa Itu Jalan Tengah dalam Etika Aristoteles?

Dalam pandangan Aristoteles, jalan tengah adalah prinsip yang mengajarkan kita untuk menghindari ekstrem dalam segala aspek kehidupan. Jalan tengah ini terletak di antara dua ekstrem, yaitu kelebihan dan kekurangan. Misalnya, dalam konteks keberanian, kebajikan ini terletak di antara dua ekstrem: kepengecutan (kekurangan keberanian) dan kecerobohan (kelebihan keberanian). Bagi Aristoteles, menjadi berani berarti menemukan keseimbangan yang tepat antara kedua ekstrem ini.

Mengapa Etika Aristoteles Masih Relevan? Temukan Rahasia Kebajikan untuk Hidup yang Lebih Baik

Prinsip ini tidak hanya berlaku pada keberanian, tetapi juga pada semua kebajikan lainnya. Aristoteles percaya bahwa seseorang harus selalu mencari keseimbangan dalam perilakunya, baik dalam hal keadilan, kesederhanaan, maupun kebijaksanaan.

Mengapa Keseimbangan Sangat Penting?

Bagaimana Kutipan Seneca Mengajarkan Kita untuk Melepaskan Beban Pikiran yang Merusak

Aristoteles menekankan bahwa kehidupan yang baik adalah kehidupan yang seimbang. Jika seseorang terlalu fokus pada satu aspek kehidupan—misalnya, bekerja terlalu keras tanpa memikirkan kesehatan atau hubungan sosial—maka orang tersebut akan kehilangan keseimbangan dan, pada akhirnya, kebahagiaan.

Di era modern ini, konsep keseimbangan ini sangat relevan. Banyak dari kita terjebak dalam rutinitas yang tidak sehat, sering kali berlebihan dalam satu area kehidupan dan mengabaikan area lainnya. Dengan mengadopsi konsep jalan tengah Aristoteles, kita dapat belajar untuk menyeimbangkan pekerjaan dengan waktu istirahat, ambisi dengan kepuasan diri, serta kesuksesan dengan kebahagiaan sejati.

Moderasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Bagaimana kita bisa menerapkan konsep jalan tengah dalam kehidupan kita sehari-hari? Berikut beberapa contoh nyata:

  1. Pekerjaan dan Kesehatan: Dalam dunia kerja yang kompetitif, banyak orang terjebak dalam pola kerja berlebihan yang mengabaikan kesehatan fisik dan mental. Menerapkan jalan tengah berarti menyeimbangkan kerja keras dengan waktu untuk istirahat dan perawatan diri.
  2. Konsumsi dan Gaya Hidup: Aristoteles akan mengingatkan kita untuk tidak hidup berlebihan. Apakah itu dalam hal makanan, hiburan, atau pengeluaran, moderasi adalah kunci untuk menjalani hidup yang lebih bahagia dan berkelanjutan.
  3. Ambisi dan Kepuasan: Meskipun penting untuk memiliki ambisi, Aristoteles menekankan pentingnya merasa puas dengan apa yang sudah kita capai. Terlalu fokus pada pencapaian tanpa menghargai apa yang sudah dimiliki hanya akan menyebabkan ketidakbahagiaan.

Jalan Tengah dan Kebahagiaan Sejati

Bagi Aristoteles, kebahagiaan sejati hanya bisa dicapai dengan menjalani kehidupan yang seimbang. Hidup yang ekstrem, baik dalam hal materi, kekuasaan, atau bahkan kebaikan, tidak akan membawa kebahagiaan. Dalam konteks etika, jalan tengah adalah tempat di mana kebajikan berkembang. Dan kebajikan inilah yang membawa kita kepada eudaimonia, atau kebahagiaan sejati.

Banyak dari kita sering kali terjebak dalam pola berpikir "semua atau tidak sama sekali", baik dalam kehidupan pribadi maupun profesional. Namun, Aristoteles mengajarkan bahwa kehidupan yang baik bukanlah tentang berlebihan, tetapi tentang keseimbangan.

Mengapa Banyak Orang Mengabaikan Jalan Tengah?

Meski konsep ini sederhana, banyak orang mengabaikan pentingnya jalan tengah. Salah satu alasannya adalah karena tekanan sosial dan budaya modern yang sering kali mempromosikan kelebihan—baik itu dalam hal bekerja keras, mengumpulkan kekayaan, atau bahkan mengejar popularitas di media sosial. Akibatnya, banyak yang akhirnya kehilangan keseimbangan dalam hidupnya.

Aristoteles mengingatkan kita bahwa kebahagiaan bukanlah hasil dari memiliki segalanya, melainkan dari mengetahui kapan harus berhenti dan bersyukur dengan apa yang kita miliki. Dalam kehidupan modern yang penuh dengan godaan untuk berlebihan, ajaran Aristoteles tentang moderasi menjadi lebih penting dari sebelumnya.

Kesimpulan: Keseimbangan Adalah Kunci Hidup yang Bermakna

Konsep jalan tengah dari Aristoteles adalah panduan berharga bagi mereka yang mencari kebahagiaan sejati dalam kehidupan yang penuh tantangan. Dengan menerapkan moderasi dalam segala aspek kehidupan, kita bisa mencapai keseimbangan yang pada akhirnya membawa kebahagiaan. Seperti yang diajarkan oleh Aristoteles, hidup yang baik adalah hidup yang seimbang, dan kebajikan terletak di antara ekstrem.